METROPOLITAN.id - Sejak akhir tahun lalu, jumlah kasus Covid-19 di Kota Bogor terus meningkat bahkan hampir tembus 6.000 kasus. Dengan rata-rata kasus per hari mencapai 70-an kasus. Tingginya angka penyebaran kasus Covid-19 di Kota Bogor itu pun membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengambil sikap untuk membatalkan rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM), yang rencananya bakal dilaksanakan Januari 2021 dan tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sampai waktu yang belum bisa ditentukan. "Kita tidak mau mengambil resiko pembelajaran tatap muka dilaksanakan di tanggal 11 Januari. Jadi kami membatalkan rencana itu," kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim kepada Metropolitan.id, Senin (4/1). Lebih lanjut, Dedie menegaskan bahwa saat ini yang terpenting adalah keselamatan siswa, guru dan seluruh orang yang terlibat didalam dunia pendidikan. Meski Kota Bogor saat ini berstatus zona oranye dan diperbolehkan menggelar PTM, namun Dedie menilai saat ini Kota Bogor belum mampu menangani penambahan kasus yang makin meningkat. "Jadi memang intinya sih status merah atau oranye tidak penting, yang penting ketidakmampuan kita menangani pasien secara kuratif, karena kapasitas rumah sakit yang hanya 554 tempat tidur. Sekarang kasus (positif Covid-19) aktif hampir mendekati 1.200-an kan gitu. Apakah kita mau mengambil resiko PTM, Itu kurang bijaksana," tegasnya. Untuk memaksimalkan PJJ, Dedie pun mengungkapkan bahwa program, Wifi Publik gratis akan terus diperpanjang masa pemakaiannya dan anggarannya sudah dimasukkan dalam APBD 2021. "Kalau itu pasti. Saya pikir sudah masuk didalam pagu definitif APBD 2021, perpanjangan pemanfaatan wifi publik gratis. Anggarannya juga kurang lebih sama," pungkasnya.(dil/c/ryn)