Senin, 22 Desember 2025

Hujan Deras Dini Hari bikin Bendung Katulampa Siaga III

- Jumat, 19 Februari 2021 | 11:54 WIB
Hujan deras pada Jumat (19/2) dini hari membuat debir air Sungai CIliwung naik dan Bendung Katulampa berstatus Siaga III. (Foto:ist)
Hujan deras pada Jumat (19/2) dini hari membuat debir air Sungai CIliwung naik dan Bendung Katulampa berstatus Siaga III. (Foto:ist)

METROPOLITAN.id - Wilayah Bogor yang diguyur hujan sejak Jumat dini hari (19/2), menyebabkan tinggi muka air (TMA) di Bendungan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur naik. Berdasarkan keterangan penjaga Bendungan Katulampa, Muhamad Alwan, saat ini ketinggian air sudah mencapai 100 sentimeter. "Sejak pagi air naik terus, sekarang sudah 100 centimeter dengan status siaga III," kata Alwan, Jumat (19/2). Alwan memperkirakan jika wilayah hulu masih diguyur hujan, maka kemungkinan TMA masih bisa naik. "Kita terus monitor dari hulu sampai ke Jakarta. Karena kalau diatas (kawasan Puncak, red) hujan, debit air pasti naik," ujarnya. Terpisah, Kepala BMKG Pos Citeko Bogor, Fatuhri Syabani, mengatakan status siaga bencana sudah dikeluarkan oleh BMKG pusat kepada beberapa wilayah di Jawa Barat dan Kota Bogor termasuk didalamnya. Status siaga bencana ini dikeluarkan sejak hari ini dan berlaku hingga besok. Sedangkan untuk wilayahnya, terdapat 13 Kota/Kabupaten di Jawa Barat yang diminta untuk bersiaga. "Jadi status siaga bencana sudah dikeluarkan untuk dua hari. Yaitu hari ini dan besok," katanya. Dikeluarkannya peringatan dini cuaca ekstrem dan status siaga bencana ini, dijelaskan oleh Fatuhri karena adanya arus masa udara yang kuat dari daratan asia menuju wilayah utara pulau jawa yang berbelok ke timur sehingga menimbulkan pemusatan massa udara di selatan sumatera dan jawa bagian barat. "Massa udara yang kaya akan uap air ini diperkuat dengan adanya salah satu jenis gelombang atmosfer yang saat ini juga sedang menguat sehingga menambah kelembapan udara di lapisan atas," jelas Fatuhri. Dengan masih didominasi oleh fenomena atmosfer di Pasifik yang disebut La Nina kondisi cuaca ekstrem semakin berbahaya. "Beberapa fenomena ini memang kerap terjadi di wilayah Indonesia terutama saat musim hujan. Namun jika fenomena ini tergabung dan terjadi termasuk jarang dan jika terjadi bersamaan bisa saling memperkuat peluang terjadinya cuaca ekstrem," ungkap Fatuhri. (dil/b/ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X