METROPOLITAN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur menyebutkan sekitar 32 ribu murid SD di Cianjur mengalami kesulitan membaca. Mereka (murid SD, red) terpaksa belajar daring akibat pandemi Covid-19. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Himam Haris, mengatakan, mayoritas murid yang kesulitan membaca ataupun menulis adalah kelas I SD di tahun ajaran 2020-2021. Sejak awal tahun ajaran baru, mereka tidak mendapatkan pembelajaran langsung. Sementara pelajaran daring kurang efektif untuk meningkatkan daya baca dan tulis para murid. ”Total SD di Cianjur ada 1.230. Dalam satu sekolah rata-rata 30 murid kesulitan membaca dan jika ditotalkan ada kurang lebih 32 ribu murid. Kebanyakan mereka murid yang baru masuk SD di masa pandemi. Untuk murid angkatan sebelumnya masih mengalami sekolah tatap muka,” ujarnya. Himam mengungkapkan, dalam kondisi pandemi seperti ini, peran orang tua selama pembelajaran daring dalam membimbing anaknya dinilai masih kurang. Akibatnya, anak kebanyakan belajar sendiri, sehingga sulit memahami pembelajaran. ”Peran orang tua masih kurang, mungkin karena terbentur pekerjaan dan lainnya, sehingga tidak fokus memperhatikan pembelajaran anak,” ungkapnya. Oleh karena itu, lanjut Himam, pihaknya berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan mengimbau semua sekolah agar para guru melakukan kunjungan ke kelompok siswa. ”Terutama guru kelas I supaya murid mendapatkan pembelajaran secara maksimal. Dengan begitu, meski di tengah pandemi, kualitas pendidikan di Cianjur masih stabil, tidak mengalami penurunan,” katanya. (dtk/els/py)