Senin, 22 Desember 2025

Program Bebersih Ciliwung Bikin Volume Sampah di Sungai Berkurang

- Kamis, 15 April 2021 | 10:34 WIB
Foto : Rangga/Metropolitan
Foto : Rangga/Metropolitan

METROPOLITAN.id - Kondisi Sungai Ciliwung kini semakin membaik kondisinya. Sampah-sampah yang biasanya menghiasai sisi sungai, kini tak lagi nampak. Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim pun mengklaim hal ini dikarenakan berjalannya program bebersih Ciliwung yang kini mulai dijalankan secara berkesinambungan. "Hasil Program Ciliwung Bersih yang mengalir melalui 13 Kelurahan telah berhasil mengurangi volume sampah yang masuk ke Sungai Ciliwung," katanya kepada Metropolitan.id, Kamis (15/4). Meski tidak bisa mengungkapkan data jumlah volume sampah yang berhasil direduksi, Dedie mengklaim kondisi jembatan Satuduit yang berada di Jambu Dua tidak pernah terendam banjir lagi selama satu tahun kebelakang. "Buktinya setiap terjadi hujan lebat dengan indikator Siaga 1 di Bendung Katulampa, di 1 tahun terakhir ketinggian air di bawah Jembatan Satuduit tidak mencapai permukaan jembatan," ungkapnya. Sedangkan jika dilihat secara visual, Dedie menjelaskan bahwa biasanya ia menemukan adanya sofa, sampah plastik, Styrofoam bahkan hingga kasur di aliran Sungai Ciliwung. Namun berkat program bebersih Sungai Ciliwung, sampah-sampah tadi pun sudah tidak ada lagi. "Bebersih Ciliwung menjadi kegiatan rutin yang harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan, agar kondisi sungai tetap baik," jelasnya. Program bebersih sungai Ciliwung yang digaungkan oleh Dedie pada Hari Air Sedunia ini pun mendapatkan dukungan langsung dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Deni Wismanto. Maksud dan tujuan dari program bebersih Sungai Ciliwung adalah agar sungai Ciliwung tetap terjaga, karena sungai merupakan sumber saluran air dan air merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga kebersihannya. Pada peringatan Hari Air Sedunia Deni mengajak warga, khususnya warga di sekitar sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai karena bisa mencemarinya. "Kita mensosialisasikan untuk tidak membuang sampah sembarangan kepada orang terdekat, keluarga dan lingkungan sekitar," kata Deni. Ia juga mengajak warga untuk mengurangi sampah sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS). Caranya dengan memilah sampah yang jika diolah akan mendatangkan nilai ekonomi. Salah satunya sampah organik yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk maupun untuk pakan budidaya maggot. "Karena 500-600 ton sampah di Kota Bogor 60 persennya adalah sampah organik. Jika bisa dikelola baik, maka akan menjadi sumber pendapatan warga," jelasnya. Belum lama ini, Kota Bogor mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai satu dari 13 kota yang progresif melakukan upaya pengurangan sampah. "Mudah-mudah kita bisa lebih optimal mengurangi dan memanfaatkan sampah. Tentunya pemerintah tidak bisa sendiri, harus dibantu semua elemen warga," pungkasnya.(dil/b/ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X