Senin, 22 Desember 2025

Ini Ciri-ciri Perampok Sekolah di Bogor, Pakaian Rapi Pura-pura Tawarkan Batik

- Sabtu, 29 Mei 2021 | 21:45 WIB

METROPOLITAN.id - Perampokan yang terjadi di SMK Asy-Syuhada, Desa Kampungsawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat (28) kemarin masih menjadi misteri. Namun, salah satu pegawai sekolah masih mengingat ciri-ciri pelaku yang berhasil membawa kabur uang sekitar Rp50 juta dan 3 laptop tersebut. Pegawai tata usaha (TU), Fatmawati menceritakan, pelaku berjumlah dua orang dan membawa senjata tajam berupa golok panjang atau samurai. Kedua pelaku tak seperti rampok pada umumnya. Mereka berpakain rapi dengan mengenakan batik. Menurut Fatmawati, satu pelaku mengenakan batik kuning tua dipadukan dengan celana berwarna krem. Pelaku ini juga mengenakan topi hitam, kacamata hitam plus masker. "Pelaku yang satu pakai masker, kacamata hitam, pakai topi hitam terus baju batik kuning tua celana krem," kata Fatmawati. Sepementara satu pelaku lainnya juga berpakaian rapi. Ia mengenakan batik ungu dengan celana putih. Pelaku juga memakai sepatu kets. "Satu lagi pelaku pakai batik ungu celana putih, pakai sepatu kets," terangnya. Selain itu, kedua pelaku diketahui membawa sepeda motor secara berboncengan. Usai melancarkan aksinya, mereka langsung tancap gas menggunakan sepeda motor. "Mereka pakai motor, dua orang," ungkap Fatmawati. Sebelumnya diberitakan, perampokan yang terjadi di SMK Asy-Syuhada, Desa Kampungsawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat (28/5) siang, disebut sempat membuat beberapa siswi yang berada di sekolah saat itu panik. Bahkan, pelaku dikabarkan nyaris menggorok leher pegawai TU dengan sebilah golok panjang. Aksi perampokan tersebut terjadi saat para guru dan pegawai pria lainnya menunaikan Salat Jumat. Otomatis, kondisi sekolah sepi. Fatmawati menjadi salah satu pegawai yang berada di sekolah saat itu. Seperti biasa, ia berada di ruangan tata usaha (TU) tempatnya bertugas. Di sela-sela aktifitasnya, datang dua orang pria yang menyampaikan maksudnya untuk menawarkan baju batik. Fatmawati lantas menolak tawaran kedua pria tersebut karena saat itu sedang tidak ada kepala sekolah. Ia pun kembali masuk ke ruangan TU. Namun rupanya, hal tersebut hanya akal-akalan semata. Saat Fatmawati meninggalkan keduanya, ia malah dibuntuti. Seketika, salah satu dari pria tersebut mengeluarkan golok panjang dan menaruhnya di leher Fatmawati. Fatmawati nyaris digorok dengan kondisi sudah pasrah. Beruntung, ia hanya mendapat luka goresan. Pria tersebut lalu mendorongnya hingga terjatuh. Saat itu, kepala Fatmawati diinjak agar tak bisa berkutik. Ia sendiri sempat berteriak minta tolong. “Kejadiannya itu awalnya dia nawarin batik, terus saya tolak karena tidak ada kepala sekolahnya. Saya lngsung masuk ternyata ngikutin. Saya nggga ngeh (tidak mengira), pas saya nengok dia langgsungg ngancam pegang golok panjang, samurai di leher saya. Saya langsung dijatuhkan, kepala saya ditendang, diijek ditahan, saya minta tolong,” ujar Fatmawati. Pelaku lantas mengambil tas yang berisi uang. Fatmawati tak mengetahui jumlah pasti uang tersebut. Namun ia memperkirakan jumlahnya sekitar Rp50 juta. Tak hanya itu, pelaku juga mengambil tiga laptop yang ada di sekolah tersebut. “Mungkin uangnya Rp50 jutaan. Laptop 1 yang di dalam, di luar 2, jadi 3 yang diambil,” terangnya. Sementara itu, salah seorang warga sekitar, Andi Wijaya (36) mengaku sempat mendengar jeritan dari anak-anak dari dalam sekolah. Ia pun langsung menghampiri untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Namun, ia mengaku pelaku malah menodongkan pistol ke arahnya dan kabur menggunakan sepeda motor. “Saya mendengan teriakan anak-anak, saya langsung kesana, namun pelaku menodongkan pistol ke saya kemudian pelaku pergi menggunakan sepeda motor,” akunya. Terpisah, Kapolsek Rumpin, Kompol Dali mengatakan, aksi perampokan tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu, sebagian guru dan pegawai lainnya sedang melaksanakan Salat Jumat. Ia menjelaskan, pelaku yang berjumlah dua orang langsung masuk ke ruang TU dan mengambil tas serta tiga laptop. Sayangnya, di sekolah tersebut tidak ada CCTV “Bermula pelaku masuk dan menawarkan baju batik kemudian mengambil tas yang berisi uang tunai senilai Rp50 juta. Saat itu pun penjaga sekolah sedang Salat Jumat,” kata Dali. Karena sepi dan tak ada penjaga sekolah, pelaku leluasa masuk ke dalam sekolah. “Pelaku masuk ke sekolah itu leluasa karena gerbang sekolah terbuka, dan berhasil membawa kabur tiga laptop dan uang tunai sebesar Rp50 juta. Seorang guru penjaga TU terluka goresan senjata tajam,” tandasnya. (fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X