RSUD Kota Bogor upayakan penambahan ICU dari 10 unit menjadi 12 unit ------------ METROPOLITAN.id - Buntut dari melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Bogor, Rumah Sakit (RS) rujukan se-Kota Bogor diminta untuk menambah ketersediaan tempat tidur pasien Covid. Termasuk RSUD Kota Bogor. Apalagi tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD Kota Bogor kini sudah menyentuh angka 75 persen. Hal itu diungkapkan Direktur Utama RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir. Untuk menyikapi tren BOR itu, pihaknya akan menambah tempat tidur pasien Covid sebanyak 138 bed. Selain itu, RSUD Kota Bogor juga ingin menambah jumlah ruang perawatan ICU untuk pasien Covid yang kini berjumlah 10 unit. "Bed-nya sebanyak 138 tempat tidur. Kalau tidak salah jumlah ICU se-Kota Bogor itu ada 49 unit. Nah 10-nya itu ada di RSUD Kota Bogor untuk Covid," katanya kepada Metropolitan.id, Jumat (18/7). "Tapi kita perlu menambah lagi, berdasarkan bertahap peralatannya. Terutama High Flow Nasal Cannula (HFNC), alat bantu mendorong oksigen. Nah itu sudah kita ajukan surat ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mudah-mudahan kita dapat bantuan," jelas Ilham. Menurutnya, penambahan ruang ICU juga berdampak pada penambahan alat-alat lain seperti ventilator, monitor, alat infus spam dan lainnya. "Ini yang kita siapkan. Kita usulkan karena memang saya lihat jumlah ICU mesti ditingkatkan. Karena kan belum lagi ICU untuk pasien umum non-Covid," tukasnya. Secara total, RSUD Kota punya 26 ruang ICU yang 10 diantaranya untuk Covid. Dengan rencana penambahan ICU, kata dia, juga berdampak pada tenaga kesehatannya. Sebab perawat ICU tidak sama dengan umum, di mana perawat ICU perlu sertifikasi khusus. RSUD Kota Bogor juga sudah merekrut nakes eks RS Lapangan sebanyak 15 orang "Sudah ada alumni RS Lapangan 15 orang untuk mengimbangi penambahan 138 tempat tidur Covid di kita," ujar Wakil Direktur Perencanaan, SDM dan Pengembangan Bisnis RSUD Kota Bogor dr Heryman. Menurutnya, pihaknya mengupayakan penambahan ICU pasien Covid dari 10 unit menjadi 12 unit. "Intinya kita jangan samoai BOR kira lewat batas dari Kemenkes 85 persen. Apalagi 100 persen gitu. Supaya kita tetap bisa terima pasien umum. Kalau lebih dari segitu, ya bakal sulit. Jangan sampai BOR diatas 85 persen," tutur Heryman. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dr Sri Nowo Retno mengatakan bahwa idealnya tiap RS menyediakan minimal 30 persen dari kapasitas total tempat tidur yang ada di RS, dikonversi menjadi ruang isolasi atau perawatan Covid-19. "Awalnya segitu yang mesti dikonversi jadi ruang isolasi. Tapi karena sempat turun, mereka (RS, red) merubah atau dikonversi lagi ke bed perawatan pasien biasa. Rata-rata di angka hampir 26,5 persen," katanya saat ditemui Metropolitan.id di RSUD Kota Bogor, Rabu (16/6). Sehingga paling tidak, sambung dia, didorong untuk kembali menambah kapasitas minimal 30 persen bed jadi ruang perawatan Covid. "Dari 300 saya dorong untuk menambah kapasitas minimal 30 persen, jadi minimal kita punya 858 bed," imbuh Retno. Ia mengaku semua pimpinan RS punya komitmen dalam menyediakan kuota minimal tersebut. Sebab Dinkes Kota Bogor juga sudah melayangkan surat rekomendasi serta pertemuan dengan direksi-direksi RS. Bahkan jika rata-rata RS menyediakan minimal 40 persen bed untuk pasien Covid, ketersediaan bed di Kota Bogor bisa menyentuh angka 880 bed. "Sekarang RSUD nambah (tempat tidur) lagi. Sekarang sudah 135 bed. Mudah2 an dengan angkanya tinggi, BOR (Bed Occupancy Rate, red)-nya bisa turun," tandasnya. (ryn)