Senin, 22 Desember 2025

Ini Penyebab Stok Plasma Konvalesen di Bogor Langka

- Rabu, 23 Juni 2021 | 16:01 WIB

METROPOLITAN.id - Inisiator Relawan Teman Covid (TemanCo), Ara Wiraswara menjelaskan alsan stok plasma darah konvalesen langka atau terbatas saat ini. Hal itu diungkapkan menyusul dalam beberapa hari belakangan ini permintaan plasma mencapai 80 kantung perharinya di Bogor. "Salah satu faktor kenapa stok plasma ini terbatas adalah awareness (kesadaran) pentingnya plasma belum terkomunikasi dengan masif. Termasuk penyintas yang hanya Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak bisa. Sehingga, jumlah pendonor minim," kata pria yang akrab disapa Kang Ara kepada Metropolitan.id, Rabu (23/6). Kemudian, dilanjutkan Kang Ara, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi penyintas agar bisa menjadi pendonor plasma. Diantaranya, pendonor diutamakan penyintas yang bergejala berat, laki-laki berusia 16-60 tahun, perempuan belum pernah hamil serta berat badan lebih dari 55 kilogram. "Termasuk ada ketentuan penyintas tidak boleh sudah pernah divaksin, makin berat syarat donor plasma itu. Soalnya kalau sudah vaksin khawatir memperparah kondisi pasiennya yang di transfer plasmanya," ucapnya. "Paling bagus itu atau golden periode si penyintas untuk mendonorkan plasmanya 14 hari sampai 3 bulan setelah dinyatakan sembuh. Memang paling diutamakan laki-laki," lanjut dia. Baca Juga: Permintaan Plasma Konvalesen di Bogor Meningkat, Sehari Capai 80 Kantung Tak hanya itu, disambung Kang Ara, seorang penyintas apabila sudah memenuhi syarat yang disebutkan tidak serta merta bisa langsung mendonorkan plasmanya. Melainkan, mereka harus melalui uji skrining, di mana salah satunya dilakukan tes wawancara oleh dokter yang menanganinya. "Dalam skrining nanti, dokter akan mengambil sampel darah penyintas. Di cek berapa jumlah titer antibodinya, apakah mengandung penyakit menular atau tidak hingga lainnya," bebernya. "Kalau dinyatakan lolos baru bisa dibawa ke UPTD PMI Cibinong untuk melakukan donor plasma," sambung dia. Atas persoalan itu, maka pihaknya menginisiasi untuk mempersingkat jarak skrining dengan mengadakan setiap minggu dua kali. "Maka inilah pentingnya kita mempersingkat uji skrining. Termasuk kita dari TemanCo memfasilitasi agar penyintas tidak bulak balik dengan mengadakan skrining di tempat strategis di Kota Bogor," bebernya. Soal skrining, dituturkan Kang Ara, tidak semua penyintas yang mendaftar bisa lolos. Berdasarkan catatannya saja, dari lima angkatan kegiatan skrining yang sudah dilakukan, dari 161 pendaftar hanya 69 penyintas yang lolos dan bisa mendonorkan plasma konvalesennya. "Hampir separuhnya, tidak semua bisa lolos (uji skrining). Satu pendonor itu bisa memberikan 600 mililiter (jadi 3 labu). Kalau gejala berat bisa memerlukan 3-4 labu. Seharinya butuh 1 labu," tandasnya. Sebelumnya, tingginya penyebaran kasus Covid-19 di wilayah Bogor berimbas kepada meningkatnya permintaan plasma darah konvalesen. Tercatat, dalam beberapa hari belakangan ini, permintaan plasma mencapai 80 kantung perharinya. Kepastian itu disampaikan langsung Inisiator Relawan Teman Covid (TemanCo), Ara Wiraswara. "Sebenarnya seseorang yang butuh plasma itu berarti Covidnya bukan Orang Tanpa Gejala (OTG) melainkan bergejala berat dan sekarang pasti ada di ruangan Intensive Care Unit (ICU)," kata pria yang akrab disapa Kang Ara kepada Metropolitan.id, Rabu (23/6). "(Tapi) entah kenapa dalam 2 minggu ini banyak yang kontak butuh plasma semua golongan darah, ada 10 permintaan yang masuk ke kita perharinya, kalau UPTD PMI Cibinong ada 70 permintaan perharinya," sambungnya. (rez)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X