METROPOLITAN - Sejumlah penjual hewan kurban yang membuka lapak dagangannya di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan omzet yang turun drastis pada musim Idul Adha tahun ini. Salah seorang pedagang hewan kurban di Jalan Sultan Hasanudin, Kecamatan Tambun Selatan, Surahman, mengakui omzet penjualan sapi Bima dagangannya menurun hingga 40 persen. ”Sekarang penjualan sapi hewan kurban kebanyakan didapat dari pelanggan lama dan sistem penjualan online,” katanya. Surahman menuturkan, pembeli yang datang langsung ke lapaknya relatif sedikit. Hal itu imbas kebijakan PPKM Darurat di masa pandemi Covid-19. ”Penjual saat ini hanya melalui sistem online. Kalau yang datang langsung itu sedikit, karena mungkin kan ada pembatasan kegiatan masyarakat. Soalnya biasanya pembeli yang datang itu hingga dari luar Kabupaten Bekasi,” ujarnya. Sejak membuka lapak satu bulan lalu, Surahman hanya membawa 75 ekor sapi dan hingga kini baru terjual 70 persen. Kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang mampu mendatangkan sapi asal Bima hingga ratusan ekor. ”Sengaja bawa sedikit karena khawatir tidak bisa menjual keseluruhan sapi yang ada,” katanya. Tahun lalu ia mengaku bisa menjual lebih dari 150 ekor sapi, namun tahun ini hanya membawa 75 ekor. Sebanyak 70 persen hewan kurban yang terjual mayoritas melalui aplikasi ’WhatsApp’. ”Yang beli baru pelanggan lama, sama kan kita share jualan via online, sebar pamflet, sama nomor WhatsApp di media sosial,” ujarnya. Kondisi serupa dialami salah seorang pedagang hewan kurban di Jalan Raya Citarik Lama, Jatireja, Kecamatan Cikarang Timur, Budiyono. Menurutnya, penjualan hewan kurban di lapak miliknya menurun drastis. Jika Budiyono sebelumnya mampu menjual hingga 300 ekor, namun tahun ini hanya mampu terjual tidak lebih dari 200 ekor. ”Ini sudah mau dekat Idul Adha, biasanya kami sudah bisa menjual sampai 300 ekor, tapi sekarang baru paling 200 ekor saja,” katanya. Ia menduga faktor turunnya penjualan sapi hewan kurban akibat ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun terakhir. ”Sekarang pembeli itu biasanya melalui online dan yang paling jauh pembeli kita cuma dari Karawang jadi lebih banyak lokal. Pembeli dari Jakarta belum ada, biasanya banyak,” pungkasnya. (rep/suf/py);