METROPOLITAN - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat menindaklanjuti soal kasus monyet liar yang berkeliaran di Perumahan IPTN RT 10/03, Kelurahan Harjamukti, Cimanggis, Depok. BKKSDA sudah mendatangi lokasi dan melakukan tindakan di lapangan. ”Kami bersama warga juga lembaga konservasi melakukan tindakan di lapangan,” kata Pejabat Fungsional Seksi Konservasi BKSDA Jabar, Isep Mukti. Monyet liar itu diduga kelaparan dan mencari makan ke rumah warga. Monyet tersebut berasal dari Bumi Perkemahan Cibubur. Sampai saat ini BBKSDA Jabar masih berkordinasi dengan pihak lain. ”Jadi bukan hanya domain KSDA, tapi semua khalayak dimintai aksinya dalam penanganannya,” tambahnya. Monyet itu masuk dalam jenis ekor panjang. Biasanya mereka datang bergerombol dan dipimpin satu monyet besar. Mereka datang pagi dan sore hari. ”Datangnya pagi sama sore datang banyak banget,” kata Hendrik, satpam perumahan. Ketika datang, gerombolan monyet sampai masuk ke teras rumah warga. Banyak warga yang memberi makanan karena takut diserang. Kondisi ini sudah sangat meresahkan warga. ”Ya sudah sangat meresahkan warga sih memang karena banyak banget kalau datang gerombolan,” ucapnya. Gerombolan monyet itu sudah ada sejak lima tahun lalu. Namun dulunya monyet tersebut tidak sebanyak sekarang. Diduga mereka datang untuk mencari makan. ”Banyak kalau datang puluhan ekor, bisa sampai 30-50,” kata Sudrajat, ketua lingkungan setempat. Warga saat ini resah karena monyet itu kini datang secara bergerombol setiap hari. Bahkan salah satu warga ada yang terluka akibat diserang. ”Dulu masih bisa terhitung jari, tidak meresahkan, dan hanya beberapa kali munculnya. Ada satu asisten rumah tangga yang pernah digigit dan dicakar. Ya ini sudah sangat meresahkan,” ungkapnya. Monyet-monyet itu sering datang karena rumah warga berbatasan dengan Bumi Perkemahan Cibubur. Monyet-monyet itu menyeberang dari Bumi Perkemahan ke permukiman. Warga berharap segera ada tindakan dari pemerintah untuk mengevakuasi monyet-monyet tersebut karena sudah sangat meresahkan. ”Berharapnya sih ada tindakan dari pemerintah atau dari BKSDA. Karena memang waktu itu Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) sudah ke sini untuk meninjau, tapi belum ada aksinya. Yang kami mau kan monyetnya dievakuasi, sudah sangat meresahkan warga,” pungkasnya. (mer/suf/py)