METROPOLITAN.id - Rektor Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Endin Mujahidin mengaku bakal menggelar kuliah tatap muka secara terbatas di lingkungan kampusnya pada November 2021 mendatang. Sejumlah infrastruktur dan aturan protokol kesehatan termasuk skema untuk kuliah tatap muka, saat ini sedang dipersiapkan pihaknya. "Untuk teknisnya baru akan kami bahas lebih detil dengan para Dekan Fakultas. Tapi yang jelas rencananya kuliah tatap muka akan dilakukan setelah ujian tengah semester November nanti," kata Endin Mujahidin, Kamis (9/9). Meski demikian, menurutnya, ada beberapa aturan terkait program perkuliahan tatap muka nanti. Seperti perkuliahan akan dilakukan secara bertahap, sementara ini diprioritaskan pada mahasiswa yang duduk di semester 3 dan 5. Untuk semester 1 hanya diperbolehkan KTM pada mata kuliah umum. Kemudian kegiatan tatap muka hanya bagi mahasiswa yang berdomisili di Bogor. Syarat lainnya adalah mahasiswa harus sudah mendapat suntikan vaksin Covid-19. "Mahasiswa kami yang berasal dari luar Bogor tetap mengikuti kuliah secara daring," ucap dia. Tak hanya itu, bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan yang ikut program KTM juga harus sudah divaksin. Hal tersebut untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19 pada saat pelaksanaan perkuliahan di kampus. "Kalau belum menjalani vaksinasi disarankan untuk kuliah atau mengajar secara daring. Untuk durasi perkuliahan juga akan dibatasi. Satu hari mahasiswa hanya mengikuti dua mata kuliah dan dibagi dua sesi. Pagi sampai siang dan siang sampai petang. Dengan maksimal kapasitas kelas 50 persen," ujarnya. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengaku belum merestui sejumlah perguran tinggi atau kampus yang ada di wilayahnya menggelar kegiatan kuliah tatap muka (KTM). Meski, pemerintah telah mengizinkan sejumlah kampus yang berada di wilayah PPKM Level 1-3 dapat menggelar kuliah tatap muka terbatas. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, sebelum kampus diizinkan menggelar kuliah tatap muka, Pemkot Bogor harus melakukan rapat koordinasi teknis (Rakornis) dengan perguruan tinggi (PT) dan Satgas Covid-19 Kota Bogor. Pertemuan itu, kata dia, akan membahas tatacara pelaksanaan perkuliahan dengan cara tatap muka di tengah pandemi Covid-19. "Intinya tentu perlu ada rakornis antara PT dengan Pemkot dan Satgas," kata Dedie, Kamis (9/9). Untuk itu, dijelaskan Dedie, Pemkot Bogor akan mengagendakan dalam waktu dekat pertemuan tersebut. "Kita tunggu jadwalnya. Insya Allah Walikota Bogor akan akomodir," ucap mantan Direktur KPK tersebut. Meski demikian, Dedie belum mengetahui berapa jumlah perguruan tinggi di Kota Bogor yang sudah mengajukan izin untuk melakukan pembelajaran tatap muka. "Secara resminya saya belum tahu jumlahnya, tapi secara informal semua pimpinan PT sudah berkomunikasi," bebernya. Dedie menekankan, selama sesuai dengan ketentuan PPKM dan seluruh peserta didik dan penyelenggara telah divaksin maka akan lebih mudah pengajuannya. (rez)