Senin, 22 Desember 2025

Macet di Bogor Barat, Kang AW: Buruknya Tata Ruang dan Implementasi Pembangunan Wilayah

- Rabu, 15 Desember 2021 | 20:26 WIB
Ilustrasi macet. (Ist)
Ilustrasi macet. (Ist)

METROPOLITAN.id - Kemacetan di wilayah Barat Kabupaten Bogor mendapat sorotan dari Anggota DPRD Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi potret buram penataan ruang dan implementasi pembangunan di wilayah. Kemacetan yang biasanya terjadi mulai dari Dramaga hingga Cibungbulang ini nyaris setiap hari terjadi, khususnya di jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Saat akhir pekan, kemacetan biasanya makin parah Pria yang karib disapa Kang AW ini menilai ada dua hal fundamental yang layak dikaji terkait fenomena kemacetan di ruas jalan arteri di wilayah Bogor Barat. Pertama, buruknya penataan ruang. Legislator asal Kabupaten Bogor ini menjelaskan, perencanaan tata ruang mencakup segala aspek pembangunan dan disusun dalam rentang waktu di atas 20 tahun. Sehingga, rencana tata ruang itu bukan kepentingan sesaat, harus dalam pertimbangan untuk kepentingan jangka panjang dan komprehensif. "Mengapa? Karena rencana tata ruang itu mencakup nyaris semua urusan, mulai dari menentukan peruntukan dan pembangunan infrastruktur seperti jalan, listrik, air minum, persampahan, air limbah, listrik, telepon, perumahan, perdagangan, dan semua aspek fisik pendukung lainnya," ujar Kang AW, Rabu (15/12). Untuk itu, pembangunannya harus dilakukan secara proporsional, karena faktor pembangunan yang satu dengan yang lain akan saling memberikan pengaruh dan dampak. Terkait masalah kemacetan, Kang AW mengajak melihat pembangunan jalan di wilayah Barat dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang, selain Jalan Lingkar Dramaga dan Galuga. Di tengah perubahan status dari lahan basah menjadi lahan kering, izin pembangunan perumahan amat dimudahkan bagi para pengembang di wilayah Dramaga, Ciampea, Tenjolaya hingga ke Cibungbulang. "Hitung saja rasio panjang ruas jalan yang telah dibangun dengan puluhan ribuan unit rumah yang dibangun pada daerah pemukiman baru di sekitar itu, seimbang nggak? Pasti nggak seimbang. Makanya pada setiap pertigaan yang menuju ke arah jalan arteri nasional itu selalu menjadi penyebab utama kemacetan. Nah, bagi sebagian kalangan yang paham, fenomena kemacetan itu merupakan salah satu indikasi dari buruknya manajemen tata ruang," ungkapnya. Kedua, amburadulnya implementasi pembangunan wilayah. Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jabar ini menilai persoalan kemacetan yang kerap terjadi mulai dari Dramaga hingga ke Cibungbulang bisa menjadi fenomena gunung es dari persoalan besar yang sesungguhnya sedang terjadi. Beberapa persoaan tersebut di antaranya soal potensi pelanggaran atas tata ruang, potensi berkurangnya lahan pertanian berkelanjutan, tidak sinkronnya pembangunan sistem dalam tata ruang, dan potensi munculnya persoalan sampah di kemudian hari. "Terus terang saja, jika implementasi pembangunan wilayah di Bogor Barat ini hanya dilakukan secara sektoral, yakni membangun kawasan perumahan saja tapi tak dibarengi dengan pembangunan sarana infrastruktur lainnya secara proporsional, seperti misalnya membangun ruas jalan baru, maka saya khawatir jalan arteri nasional di wilayah Barat ini akan terus mengalami over capacity hingga akhirnya stuck," kata Kang AW. Jika melihat kondisi yang sudah terjadi saat ini, Kang AW menilai pelebaran jalan nasional saja sepertinya tidak cukup. Menurutnya, jika di Bogor Timur selalu digembar-gemborkan pembangunan Jalan Puncak 2, pembangunan ruas jalan baru di wilayah Bogor Barat juga tak kalah penting, malah bisa jadi jauh lebih penting "Kita baru bicara masalah jalan nih, yang ruas jalan dari pasar lama Ciampea hingga Warung Borong saja memerlukan perbaikan segera. Belum lagi kita bicara soal Pasar Leuwiliang, yang menurut hemat saya sudah semestinya direvitalisasi. Kompleks kalau kita bicara soal penataan ruang hingga akhirnya kita pun memang harus amat jeli agar pembangunannya pun bisa berjalan dengan baik dan proporsional," tandas Kang AW. (fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X