METROPOLITAN.id - Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI Jakarta menyisakan cerita lain. Pegiat media sosial, Ade Armando babak belur dikeroyok saat berada di tengah massa aksi tersebut, Senin (11/4). Polri memastikan, pemukulan terhadap Ade Armando bukan dilakukan oleh pihak aparat kemanan. “Terjadi pemukulan ya dalam keadaan demo tadi. Tetapi dari video yang kita terima, itu bukan dilakukan oleh petugas, tapi itu dilakukan oleh massa aksi. Kita juga belum tahu persoalannya apa,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan seperti dikutip dari JawaPos.com, Senin (11/4). Dalam insiden itu, Ade Armando mengalami luka-luka. Bahkan, celana yang dikenakannya juga ikut terlepas. “Dia mengalami luka-luka dan pemukulan, motifnya belum tahu kenapa. Karena dia ada di kerumunan massa aksi tadi, makanya terlihat dipukulin. Terlihat celana juga tadi kan dilepas, ya,” ungkapnya.
Namun, polisi belum bisa menyampaikan penyebab Ade Armando dipukuli di tengah massa aksi itu.
“Untuk penyebabnya apa belum bisa saya sampaikan,” tandasnya.
Pemukulan terhadap Ade Armando terjadi usai massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) membubarkan diri.
Seperti yang diketahui, aksi massa BEM SI di Gedung DPR RI untuk meminta para wakil rakyat di Senayan menyampaikan 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden Jokowi.
18 tuntutan ini terdiri dari 6 tuntutan yang dibawa BEM SI saat aksi pada tanggal 28 Maret 2022, dan 12 tuntutan lainnya berasal dari aksi 7 tahun pemerintahan Jokowi 21 Oktober 2021 lalu.
Tuntutan tersebut antara lain berisi mengenai tuntutan kepada Presiden untuk bersikap tegas menolak isu penundaan Pemilu 2024, stabilitas harga bahan-bahan pokok untuk masyarakat dan UU Cipta Kerja. (JawaPos.com/fin)