METROPOLITAN.id- Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan secara mengejutkan menjadi juara Asia 2022. Tidak diunggulkan, Pramudya/Yeremia mengalahkan unggulan demi unggulan untuk menjadi kampiun di Manila, Filipina. Pada partai puncak hari ini (1/5), Pramudya/Yeremia membekuk peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam dua game langsung dengan skor 23-21 dan 21-10. Pertandingan tersebut berakhir dalam tempo 29 menit. Ini adalah gelar Asia pertama bagi ganda putra Indonesia sejak 13 tahun lalu. Atau sejak Markis Kido/Hendra Setiawan menjadi juara edisi 2009 di Suwon, Korea Selatan. “Kami sangat senang bisa juara di sini. Kami datang dengan status underdog, bukan unggulan tapi bisa sampai juara. Kemarin, setelah dipastikan masuk final saja kami sudah bersyukur,” kata Pramudya dikutip dari siaran pers PP PBSI. “Terima kasih untuk semua tim PBSI dan pelatih karena kami bisa juara berkat mereka juga. Dan yang paling penting gelar ini untuk Indonesia,” sahut Yeremia. Pramudya menambahkan bahwa mereka sangat terinspirasi dengan kemenangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri di All England 2022. Kemenangan tersebut benar-benar memantik semangat Pramudya/Yeremia. “Kami melihat Bagas/Fikri luar biasa mampu juara All England. Kami termotivasi dari sana dan ingin menunjukkan bahwa kami juga bisa,” ungkap Pramudya. “Semoga gelar ini memacu kami untuk lebih baik di turnamen-turnamen selanjutnya dan bisa konsisten,” timpal Yeremia. Pramudya/Yeremia memang sangat layak menjadi juara. Setelah mendapat bye pada babak 32 besar, ganda nomor 22 dunia itu secara beruntun mengalahkan unggulan-unggulan. Dimulai dengan mengalahkan unggulan enam asal Malaysia Ong Yew Sin/Teo Ee Yi pada babak 16 besar. Setelah itu, Pramudya/Yeremia membekuk juara dunia 2021 dan unggulan kedua asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di perempat final. Pada semifinal, Pram/Yere tampil onfire dengan menyikat unggulan empat dan senior mereka di pelatnas Cipayung Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di semifinal. Puncaknya, Pram/Yere menggasak ganda nomor satu Malaysia Aaron/Soh yang merupakan unggulan kelima di final. Kunci kemenangan Pramudya/Yeremia terjadi pada game pertama. Saat itu, mereka yang tertinggal 15-18 mampu mengejar dan menyamakan kedudukan menjadi 18-18. Pramudya/Yeremia bahkan mampu mencapai game point lebih dulu dengan skor 20-19. Dan setelah melalui tiga game point, Pramudya/Yeremia memenangi game pertama dengan keunggulan 23-21. Kemenangan dramatis pada game pertama, membuat Pramudya/Yeremia menggila pada game kedua. Mereka bermain sangat agresif dan tidak memberikan kesempatan bagi Aaron/Soh untuk berkembang. Hasilnya, Pramudya/Yeremia menang mudah dengan skor 21-10. “Tadi di game pertama kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Tetapi pelan-pelan kami bisa mengejar mereka,” ucap Pramudya. “Menang di game pertama menjadi kunci kami bisa mengalahkan mereka. Di game kedua kami coba menekan terus karena sudah enak mainnya dan mereka sepertinya jadi tidak percaya diri dan goyah,” ucap Pramudya. (jp/feb)