METROPOLITAN.id - Lokasi rumah yang tertimbun longsor maut di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, berada persis di bawah vila 88. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bakal turun tangan menyelidiki izin vila dan kemungkinan adanya kelalaian manusia alias human error atas longsor tersebut. longsor tersebut terjadi akibat tembok penahan tebing vila ambruk menimpa dua rumah warga yang berada persis di bawahnya, Sabtu (21/5). Reruntuhannya mengakibatkan empat warga meninggal dunia. "Nanti Satpol PP cek izinnya. Kita juga akan deteksi ini karena alam atau human error atau yang lain, akan dipelajari. Saya belum bisa menentukan bahwa (longsor) ini gara gara vila," ujar Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan usai meninjau lokasi longsor dan memberikan bantuan kepada keluarga korban, Senin (23/5). Saat melakukan peninjauan, Iwan juga sempat bertanya kepada warga soal bangunan vila. Warga menuturkan bahwa bangunan tersebut bukan milik masyarakat sekitar. "Berarti kan perlu izin, makanya ke depan jangan murah bikin bangunan. Warga juga harus diedukasi tentang mitigasi, kalau bangunan itu dibangun dan berbahaya untuk bangunan lain, jangan diizinkan dibangun, nggak usah mau menyetujui masalah izin," tegasnya. Menurutnya, izin dasar mendirikan bangunan dimulai dari masyarakat. Terkadang, camat atau kepala desa tidak bisa menolak karena masyarakat sekitar sudah memberikan izin. Untuk itu, ia meminta masyarakat lebih selektif dalam memberikan izin. "Makanya saya minta ke masyarakat jangan hanya iming-iming akhirnya mau tanda tangan (izin). Lihat dampak ke depannya seperti apa," ungkap Iwan. Sebelumnya, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan mengunjungi lokasi longsor maut di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin (23/5). Iwan melihat masih ada beberapa rumah di sekitar lokasi yang juga rawan tergerus longsor. "Untuk korban sudah ketemu semua dan sudah dikuburkan, mudah-mudahan tenang semua. Tinggal bagaimana keluarganya kita lihat lokasi tadi yang memang tidak layak. Masih ada beberapa rumah juga yang terancam," ujar Iwan di lokasi. Ia pun meminta camat setempat dan jajarannya untuk segera merelokasi rumah warga yang rawan terkena longsoran tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin bencana longsor akan terjadi kembali. "Karena bencana ini tidak selesai hari ini, ke depan ada hujan dan lain sebagainya. Jangan sampai kita ada bencana yang terlena," tegasnya. Usai meninjau lokasi longsor, Iwan menemui keluarga korban dan memberikan sejumlah bantuan. Untuk jangka pendeknya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor juga bakal menanggung sewa rumah untuk keluarga korban selama tiga bulan sambil mencari tempat relokasi. "Kami sudah berdiskusi di pemda bahwa jangka pendeknya kami sudah meminta apa yang bisa diberikan untuk korban. Yang pertama mungkin dari Kemensos, bantuan kerohiman, atau bantuan untuk keluarga satu orang Rp15 juta. Dari Baznas juga bantuan satu orang Rp5 juta," ungkap Iwan. Setelah mengunjungi keluarga korban, Iwan langsung memimpin rapat di kantor Kecamatan Cijeruk untuk menindaklanjuti bencana longsor tersebut. Yang jelas, untuk jangka panjangnya, Pemkab Bogor bakal mencari tempat yang layak untuk relokasi keluarga korban. Rencananya, Pemkab bakal menggelontorkan anggaran Rp62 juta untuk membangun kembali rumah keluarga korban lewat anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) masing-masing sebesar Rp62 juta. "Mungkin tidak cukup membangun dengan Rp62 juta, tapi kami minta mengetuk hati seluruh stakeholder masyarakat yang punya rezeki lebih, berikan empati kita terhadap korban, kita bantu. Yang direlokasi dua rumah," terangnya. Sebelumnya, longsor menimpa dua rumah di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Sabtu (21/5). Akibatnya, 4 orang tertimbun dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. (far/c/fin)