Senin, 22 Desember 2025

Warga Diimbau Tidak Beri Makan ke Rusa Istana Bogor, Ada Apa?

- Jumat, 10 Juni 2022 | 15:20 WIB

METROPOLITAN.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor mengimbau warga atau pengunjung untuk sementara tidak memberi makan Rusa di Istana Bogor. Keputusan itu diambil untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sudah masuk di Kota Bogor meluas dan memapar Rusa di Istana Bogor. "Baru-baru ini kita melakukan pertemuan dengan bagian protokol Istana, kita sudah sepakati untuk mengecek secara klinis, kalau diizinkan oleh pihak Istana kita akan cek kesehatannya," kata Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana kepada wartawan, Jumat (10/6). Dijelaska Anas, sebenarnya Rusa itu berbeda dengan Kambing, di mana hewan ini bukan lah hewan ternak yang secara spesifik bisa dipegang atau dielus-elus. Untuk itu, pihaknya mengimbau ke pengelola Istana Bogor untuk tidak memberikan kesempatan ke warga atau pengunjung untuk memberikan makan terlebih dahulu. "Kalau bisa dipasang tulisan (larangannya) gitu. Karena, kalau airborne kan susah diduganya, makanya langkah kongkritnya itu yang bisa kita lakukan sementara," ucap Anas. Selain itu, ditambahkan Anas, ada beberapa hal lain yang harus diantisipasi pihak Istana Bogor untuk mencegah PMK memapar Rusa yang ada disana. Diantaranya hewan kurban tidak diizinkan masuk ke Istana Bogor. Kemudian, pegawai yang bekerja di Istana Bogor tidak boleh sembarang mengunjungi kandang sapi. "Kalau pun harus mengunjungi kandang sapi, intinya harus steril dengan menggunakan APD dan saat masuk ke Istana Bogor harus bersih," ujarnya. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengaku saat ini tengah memperketat pengawasan terhadap hewan-hewan berkuku kaki belah yang ada di wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) meluas di Kota Bogor imbas 7 ekor sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak dinyatakan positif PMK. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menjelaskan, sebenarnya ketika ke-7 ekor sapi ditetapkan suspek PMK, pihaknya sudah melakukan pencegahan penyebaran dengan melakukan penutupan terhadap RPH Bubulak, dan melakukan isolasi terhadap hewan-hewan yang ada disana. Bahkan, penyekatan di enam titik terus dilakukan terhadap kendaraan angkutan hewan yang datang dari luar Kota Bogor. Akan tetapi, untuk memastikan PMK ini tidak menyebar di Kota Bogor, pihaknya sudah meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor untuk memonitoring dan memantau secara intensif titik-titik penjualan hewan kurban yang ada di wilayahnya. "Kita juga minta dinas untuk memperhatikan agar hewan kurban harus memiliki syarat kesehatan yang dianjurkan oleh Dinkes Kota Bogor," kata Dedie A Rachim kepada wartawan, Rabu (8/6). "(Karena) tentu kita ingin hewan ini betul-betul hewan yang sehat, sehat buat manusia dan sehat untuk hewan lainnya," sambungnya. Selain itu, menurut Dedie A Rachim, pihaknya juga sudah meminta kepada dinas-dinas lain yang ada di lingkup Pemkot Bogor, untuk ikut mengeliminir permasalahan yang mungkin timbul dan mengakibatkan hewan-hewan lain terjangkit PMK. Sebab, penyebaran PMK ini bisa terjadi melalui udara atau air bone. "Kan kalau merebak di Kota Bogor akan berdampak ke hewan lain, termasuk Rusa di Istana Bogor, itu jadi bahaya. Dinas kita udah coba minta untuk mengeliminir," ucap dia. Meski begitu, Dedie A Rachim mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dengan persoalan ini. Karena, meski terjangkit PMK, hewan tersebut masih bisa dikonsumsi dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. "Jadi kepada masyarakat Kota Bogor agar tidak perlu adanya ketakutan yang berlebihan. Jadi, hewan kurban yang istilahnya kalaupun terjangkit, menurut informasi tidak berbahaya bagi kesehatan manusia," ujar Dedie A Rachim. (rez) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X