METROPOLITAN.id - Pandemi Covid-19 memang meluluhlantakan dunia usaha, seperti yang dialami oleh PT Sayaga Wisata yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bogor Dirut PT Sayaga Wisata Supriadi Jufri mengatakan, sejumlah unit usaha yang dimiliki oleh PT Sayaga Wisata sangat terdampak Covid-19. Salah satunya unit bisnis travel dan event yang terhenti selama pandemi, apalagi ketika adanya kebijakan pemerintah terkait pembatasan. "Ketika ada kebijakan soal pembatasan itu hampir tidak jalan sama sekali unit bisnis kita, padahal dalam satu tahun itu dari bisnis travel itu setidaknya bisa menyumbanh Rp24 miliar," kata Supriadi Jufri. Begitu juga dengan binis wisata yang lainnya, seperti pengelolaan air panas di Ciseeng yang sementara dihentikan selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Kita tidak mungkin mencolong waktu untuk membuka tempat wisata. Apalagi kita BUMD yang merupakan representasi pemerintah," paparnya. Melihat kondisi tersebut, Supriadi Jufri mengaku memutar otak untuk tetap menjalankan unit usaha yang di miliki PT Sayaga Wisata. Bahkan ia mengaku telah meminta izin kepada pemilik saham yakni Pemkab Bogor untuk mengembangkan bisnis lainnya yakni pengembangan pariwisata. "Kita telah mendapatkan restu pemegang saham untuk mengembangkan unit usaha lainnya. Dan sudah mendapatkan restu dengan syarat kita mencari investornya sendiri," kata dia. Dengan izin tersebut, PT Sayaga Wisata saat ini tengah merintis usaha. Bahkan PT Sayaga dipecaya oleh Pemkab Bogor mengelola rest area di kawasan Puncak. "Selain itu kita juga sedang merintis wisata di Cibeet, Tanjungsari serta paket wisata dan promosi wisatanya," ungkapnya. (mam)