METROPOLITAN.id - Polemik kafe dan kelab malam kondang Holywings turut memancing reaksi dari berbagai pihak. Termasuk Ustaz Felix Siauw. Ia mengaku tidak setuju jika Holywings ditutup Ia mengatakan ada persoalan yang lebih penting ketimbang polemik Holywings. Felix Siauw justru lebih menyoroti soal peredaran minuman beralkohol atau minuman keras (miras). "Saya juga nggak sepakat kalau seandainya Holywings ditutup. Kenapa? arena masalahnya bukan itu," katanya dilansir suarasumut.id, Kamis (30/6). "Mohon maaf, yang harusnya ditutup itu yang lebih besar, khomer (minuman beralkohol dalam bahasa arab, red)-nya yang dilarang, mirasnya yang dilarang," imbuh Felix Siauw. Ia juga heran mengenai aturan yang membolehkan peredaran miras dengan kadar alkohol di bawah lima persen. Jika mau tegas, kata Felix Siauw, berapa pun kadar alkohol harusnya dilarang saja. "Berarti mabuk 5 persen boleh? Harusnya yang ditutup adalah peredaran miras," tandasnya. Ia juga turut berkomentar soal nasib ribuan karyawan Holywings yang terancam nganggur jika klab malam itu ditutup. Menurutnya, jika minuman yang dijual di Holywings halal, maka para karyawan masih bisa bekerja. "Saya dari tadi mikirin lho, kenapa nggak ada yang mikir sih, lha Holywings kan banyak, berapa cabang, 44 cabang? Kan bisa jualan air, bisa jualan susu kedelai, bajigur, kan dapat untung juga," ujarnya. Holywings belakang disorot karena membuat promo miras berbau SARA, yakni menggratiskan miras bagi pengunjung yang bernama Muhammad dan Maria tiap hari Kamis. Buntut kegaduhan tersebut, polisi telah bergerak cepat menanggapi adanya laporan dugaan penistaan agama. Beberapa orang juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Pemprov DKI Jakarta juga merespons dengan mencabut izin semua outlet Holywings. Bukan karena kasus promo miras berbau SARA, beberapa outlet Holywings ditutup karena terbukti belum memiliki sertifikat standar KBLI 56301 jenis usaha Bar yang telah terverifikasi. (sua/ryn)