Senin, 22 Desember 2025

Lokakarya soal Keanekaragaman Hayati ala SEAMEO Biotrop

- Kamis, 7 Juli 2022 | 16:10 WIB

METROPOLITAN.id - SEAMEO Biotrop menggelar Lokakarya dan Diskusi Terpumpun tentang Pengembangan Kerangka Pangkalan Data Keanekaragaman Hayati (Workshop and Focus Group Discussion on Development of Biodiversity Database Framework), Rabu (6/7). Tujuan lokakarya dan diskusi terpumpun tersebut yakni mengumpulkan data dan informasi keanekaragaman hayati yang diperlukan dari tingkat nasional, regional dan internasional. Hal itu diungkapkan Direktur SEAMEO Biotrop, Zulhamsyah. Kedua, kata dia, mengumpulkan data dan informasi paling terbarukan tentang keanekaragaman hayati bagi pengembangan pangkalan data keanekaragaman hayati SEAMEO Biotrop. "Ketiga, menganalisis fungsi, fitur dan isi pangkalan data yang akan dibangun. Kemudian membangun kerangka pengembangan pangakalan data keanekaragaman hayati SEAMEO Biotrop yang relevan dengan kepentingan serta keperluan tingkat nasional, regional dan internasional," katanya kepada awak media, Kamis (7/7). Ia menjelaskan, berbagai kegiatan di muka bumi ini mengakibatkan kerusakan ekosistem. Seperti kerusakan dan alih fungsi hutan, kebakaran hutan, pencemaran air, tanah dan udara serta perubahan iklim. Akibatnya, terjadilah perubahan keanekaragaman hayati di dalam suatu ekosistem. Ia menambahkan, untuk memantau perubahan keanekaragaman hayati tersebut, diperlukan database atau pangkalan data yang berkualitas tinggi, yang khusus dibangun untuk memuat berbagai data juga informasi tentang keanekaragaman hayati sesuai ekosistem dan waktu. Sehingga memuat data yang selalu terbarukan serta dapat dipertanggungjawabkan. "Pangkalan data tersebut selanjutnya berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi. Kedepannya, pangkalan data keanekaragaman hayati merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam melaksanakan identifikasi perubahan ekosistem serta upaya konservasi keanekaragaman hayati," tukas Zulhamsyah. Acara dihadiri oleh 139 peserta, yang berasal dari berbagai universitas dan lembaga penelitian. Dengan narasumber yang merupakan pakar keanekaragaman hayati dari berbagai negara. Seperti Dr. Pieter Pelser dari University of Canterbury (New Zealand), Dr. Iman Hidayat dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Supriyanto dari IPB University dan Vongvilay Vongkhamsao sebagai Direktur Jenderal Pusat Penelitian Hutan, Kementerian Pertanian dan Kehutanan dari Lao PDR. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X