METROPOLITAN.id - Proyek peningkatan jalan atau betonisasi di Jalan Kapten Yusuf Simpang Pancasan hingga Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Cikaret yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor di sisa akhir tahun ini menuai polemik. Selain menimbulkan kemacetan parah yang mengular hingga kawasan Empang dan Cibalagung, Kecamatan Bogor Barat, proyek yang dimenangkan PT Rizki Mandiri Konstruksi dengan nilai pekerjaan Rp1,68 miliar itu rupanya mengalami keretakan di beberapa titik. Hampir dua bulan pekerjaan berjalan, pengendara yang melintas kawasan tersebut mesti rela antre dan bergantian melintas. Sehingga kemacetan terjadi baik ke arah Empang dan Cibalagung maupun sebaliknya. Salah seorang warga yang kerap melintas di Jalan Kapten Yusuf, Resha mengatakan, setelah satu bulan lebih, dirinya harus sabar mengantre untuk berangkat bekerja dan pulang kerumah, kini ia kecewa dengan hasil yang dilihat secara langsung. "Baru beres dibeton jalannya, akan tetapi ada retakan begitu. Jadi buat apa kesabaran masyarakat selama ini. Harapannya walau sudah macet-macetan kan hasilnya bagus," katanya, Senin (17/10). Resha juga menerangkan, bahwa untuk melintas di jalan Kapten Yusuf selama betonisasi jalan, motor harus antre antara 10-15 menit karena arus lalu lintas diatur bergantian. Bahkan terkadang dirinya kerap harus memutar arah mencari jalan alternatif karena kondisi sudah macet total. "Kadang motong jalan, tapi memutar jauh ke Bogor Nirwana Residance (BNR) atau melalui Kebun Raya Residance (KRR). Harapannya bisa diperbaiki, jangan sampai setelah lama baru diperbaiki lagi," ujarnya. Hal yang sama dilontarkan warga Cikaret, Robi. Meskipun ia paham bahwa kemacetan karena pembangunan jalan merupakan hal lumrah, ia berharap kualitas jalan yang dihasilkan pun baik dan tidak retak-retak. "Kan sudah berkorban waktu macet, tentu hasil dan kualitasnya bagus. Jangan sampai, belum selesai sudah rusak atau retak lah," ujarnya. Dikonfirmasi keluhan warga tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor, Wawan Gunawan menuturkan bahwa retakan jalan saat betonisasi merupakan hal biasa. Sebab, biasanya tidak mengganggu konstruksi jalan secara keseluruhan dan hanya bagian permukaannya saja. "Nanti kami akan periksa secara detail. Biasanya itu tidak menggangu kontruksi, retakan hanya permukaan saja," singkatnya. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto juga sempat menegaskan kepada kontraktor yang tengah mengerjakan berbagai proyek fisik di Kota Bogor, agar jangan main-main dan memberikan kualitas hasil yang baik. Apalagi, dana yang digunakan berasal dari pajak warga, yang harusnya kembali kepada wrga dalam bentuk program. "Saya minta semua kontraktor jangan main-main. Kepala dinas, camat dan lurah harus turun serta awasi. Kalau kontraktor pelaksana tidak amanah, kita blacklist perusahaannya dan orang-orangnya. Tidak ada tawar-menawar," tuntasnya. (ryn)