METROPOLITAN.id - Beberapa jam lalu SMRC merilis hasil survei terbaru tentang trend Elektabilitas Bakal Calon Presiden (capres). Hasil survei yang dilakukan 3-9 Oktober 2022 dengan simulasi 3 nama capres itu, hasilnya Gubernur Jawa Tengah ada di tempat paling tinggi dengan tren diatas 30 persen pada periode Mei, Agustus dan Oktober. Rinciannya, Mei 2022 sebesar 30,3%, Agustus 2022 32% dan Oktober 2022 32,1%. Torehan itu disusul Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, yakni pada Mei 2022 sebesar 27,3 persen, Agustus 2022 sebesar 30,8% dan Oktober 2022 27,5%. Kemudian, ada nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mendapatkan 22,6 persen pada Mei 2022, lalu 21,9 persen pada Agustus 2022 dan 26 persen pada Oktober 2022. Sehingga sejak Mei 2022 sampa dengan Oktober 2022 Ganjar Pranowo trendnya naik menjadi 32,1%, sedangkan Prabowo Subianto trend turun menjadi 27,5% dan Anies Baswedan trend naik menjadi 26,0%. Mencermati hasil tersebut Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar Puan, H. Mochtar Mohamad menilai bahwa kenaikan Anies Baswedan di periode Agustus 2022 21,9% ke Oktober 2022 menjadi 26,0% naik 4,1% dipicu dengan deklarasi capres Anies Baswedan oleh Partai Nasdem. "Kesiapan Ganjar Pranowo untuk maju capres 5 hari lalu yang viral minggu ini belum disurvei, apalagi nanti pengumuman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terhadap Ganjar Pranowo bisa saja meningkatkan pengenalan, kesukaan dan pilihan sehingga memungkinkan elektabilitas Ganjar Pranowo tembus 50% setelah 3 bulan diumumkan," kata Mochtar Mohamad. Sementara itu, kata dia, kalau melihat Survei Charta Politika 3 periode terakhir, yakni April 2022, Juni 2022 dan September 2022 hasilnya sebagai berikut : Ganjar Pranowo April 2022 29,2% Juni 2022 31,2% September 2022 31,3% Prabowo Subianto April 2022 23,0% Juni 2022 23,4% September 2022 24,4% Anies Baswedan April 2022 20,2% Juni 2022 20,0% September 2022 20,6 % "Dari hasil survei lembaga terkemuka di Indonesia ini hasilnya tidak jauh beda tren 1 tahun terakhir masih Gajar Pranowo tertinggi surveinya," tandas Mochtar. (*)