METROPOLITAN.id - Warga di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, mengeluhkan lambannya pengerjaan jembatan akses penghubung wilayah RW04 dengan Jalan Raya Tajur. Warga setempat, E. Prayoga mengungkapkan, pembangunan jembatan tersebut dimulai akhir Agustus 2022 lalu dengan diawali dibongkarnya jembatan lama. Sebelumnya, kata dia, ada sosialisasi dari aparatur wilayah ke warga, bahwa warga harus melintasi jalan alternatif, yaitu samping pintu masuk Royal Tajur. "Sudah ada sosialisasi dan jembatan lama sudah dibongkar. Tetapi kok hingga saat ini tidak tampak akan selesai tepat waktu, karena setelah dibongkar jembatan lama saat ini baru dibangun tiang penyangga jembatan," terangnya kepada awak media, Selasa (15/11/2022). Lebih lagi, ia setelah melihat papan proyek cukup kaget lantaran waktu pelaksanaan hanya menyisakan lima hari lagi. "Sekarang saja baru terlihat tiangnya, tidak akan selesai sesuai waktu kontrak. Proses pembangunan sepertinya masih panjang. Padahal itu akses jalan utama warga," tukasnya. Untuk aktivitas warga, kata dia, sementara ini memutar ke jalan alternatif di samping pintu masuk Royal Tajur, namun harus ditempuh dengan jarak cukup jauh. Yang lebih parahnya, sambung Prayoga, warga terpaksa menggunakan jembatan lama yang berada tepat di bawah pembangunan jembatan. Sedangkan kondisinya sudah mengkhawatirkan. "Jadi jembatan yang digunakan sebagian warga adalah jembatan yang lama harus naik turun tangga dan hanya untuk pejalan kaki. Untuk motor harus lewat samping pintu masuk Royal Tajur. Untuk jembatan yang dilalui oleh sebagian pejalan kaki saat ini juga akses keluar masuk melalui kawasan rumah warga," bebernya. Untuk itu, ia menyampaikan warga pada umumnya meminta Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor agar menegur pelaksana pekerjaan, jangan sampai warga harus lebih lama berkorban. "Saya minta juga kontraktor jangan asal-asalan membangun," tegas dia menambahkan. Terpisah, Kepala Bidang Pembangunan Kebinamargaan pada DPUPR Kota Bogor, Dadan Hamdani mengaku pihaknya telah meninjau langsung ke lokasi dan baru ada tiang saja yang dikerjakan. Sedangkan batas waktu kontrak tinggal beberapa hari lagi. Terkait hal ini, Dadan mengatakan, pihaknya akan memonitor terus proyek tersebut dan meminta pelaksana pekerjaan untuk melaksanakan pengerjaan dengan maksimal. "Kami minta kontraktor untuk memaksimalkan pengerjaan. Jangan banyak alasan, kami akan rutin untuk mengecek. Kemungkinan dari prediksi, ada keterlambatan," katanya. Diketahui, proyek pembangunan jembatan itu dikerjakan oleh CV. Maisara Karyaindo dengan nilai kontrak Rp576.408.531 selama 90 hari kalender mulai dari 22 Agustus hingga 20 November 2022. (ryn)