METROPOLITAN.id - Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Senin (21/11) lalu, berdampak pada korban yang harus mengungsi ke tenda darurat karena rumah rusak. Salah satu daerah terparah yakni Kecamatan Cugenang. Kini, warga Desa Gasol di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur yang mengungsi ke tenda darurat mulai kekurangan air bersih dan krisis tempat Mandi Cuci Kakus (MCK). Para warga pun mau tidak mau membuka MCK sementara di aliran air sungai belakang tenda pengungsian. "Nggak ada MCK sama sekali, warga mau buang air atau yang lainnya itu jadi susah," kata Ketua RW 04 Desa Gasol, Budi Santoso, Rabu (23/11). Selain itu, Budi juga mengeluhkan air bersih yang sulit didapat. Kata Budi, di kawasan RW 04 terdapat aliran Perusahaan Air Minum (PAM). Budi pun meminta agar dibukakan keran sementara untuk kebutuhan warga. "Masa iya kita masyarakat yang bongkar? kan nggaj enak. Kita mau sesuai prosedur lah," ucap Budi. Dari data yang diperoleh Metropolitan.id, ada empat RT di RW 04 Desa Gasol dengan 19 tenda pengungsian mengalami krisis MCK. Warga terpaksa harus melakukan buang air di aliran sungai. Hari ketiga pasca dilanda bencana gempa bumi, para korban di Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur mulai kekurangan logistik pangan, alat mandi hingga air bersih. Alhasil, korban gempa yang mengungsi mulai gatal-gatal hingga terjangkit diare. Penyebabnya, ditengarai karena saling berdekatan di dalam tenda darurat. "Penderitanya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Tapi, yang gatal-gatal kebanyakan diderita orang dewasa," kata Relawan Dokter Gerakan Anak Negeri (GAN) Suparno, Rabu (23/11). (far/c/ryn)