METROPOLITAN.id - Kasus peredaran NARKOBA di Kota Bogor terbilang masih tinggi. Hal itu terjadi lantaran Kota Hujan masuk ke dalam jalur lintasan peredaran NARKOBA.
Seperti diungkapkan Kasat NARKOBA Polresta Bogor Kota, Kompol Agus Susanto. Menurut dia, status Kota Bogor masuk sebagai jalur lintasan peredaran NARKOBA.
"Iya jalur lintasan, tapi bukan jalur retribusi. Ada dari Kabupaten Bogor, Depok, Jakarta dan Bandung," kata Kompol Agus kepada wartawan, Senin 26 Desember 2022.
Dijelaskan Kompol Agus, kenapa kasus peredaran NARKOBA di Kota Bogor lebih banyak dibanding Polres lain.
Sebab, peredaran NARKOBA di Kota Bogor rata-rata menggunakan paket kecil.
"Karena kita ini kebanyakan konsumen kelas kecil. Jadi kalau misalkan di kita ini bandar beli dua gram, dia bisa pecah jadi 20 paket, dan itulah yang beredar di Kota Bogor," ucap dia.
Soal zona rawan peredaran NARKOBA di Kota Bogor, dituturkan Kompol Agus, sebenarnya mayoritas di semua wilayah itu ada.
Akan tetapi, yang paling banyak ditemukan berada di wilayah Tanahsareal, Bogor Timur, Bogor Tengah, Bogor Selatan dan Bogor Barat.
"Mayoritas semua ada, tapi yang paling banyak kelima wilayah itu. Dan kita itu banyak spot-spot atau titik peta, Tanahsareal banyak kemudian Timur juga banyak," imbuh dia.
Disinggung cara transaksi yang digunakan para penyalahguna NARKOBA, ditambahkan Kompol Agus, bahwa transaksi yang digunakan masih sama, dengan cara ditempel, janjian dan sebagainya.
Akan tetapi, salah satu cara yang banyak digunakan pihaknya untuk mengelabui para penyalahguna NARKOBA, yakni dengan cara bertransaksi.
"Salah satu yang banyak kami pancing dengan transaksi, jadi ketemu langsung. Kami dapatkan bawahannya, dia transaksindenhan atasannya, ketemu langsung kami gerebek," ungkap dia.
"Kalau medsos kebanyakan dari penyalahguna sinte, 90 persen dia menggunakan medsos baik Instagram dan Whatsapp," ujarnya. (rez)