Rakhmawati menerangkan bahwa dirinya telah mengundang seluruh pihak perusahaan angkutan online, namun tidak semua yang diundang hadir. Sehingga ia berinisiatif mengagendakan kembali pertemuannya pada Rabu (15/3). Ia menegaskan, akan segera mendatangi perusahaan angkutan online yang tidak hadir untuk melakukan pembahasan.
“Tidak semua perusahaan angkutan online-nya datang. Nanti akan kembali diundang pada Rabu mendatang, tapi kalau tidak datang juga maka kita yang datangi,” terangnya.
Menurutnya, angkutan online yang kini beroperasi di wilayah Kota Bogor seluruhnya belum mengantongi izin dari Pemkot Bogor. Rakhmawati mengatakan, hal serupa pun bukan hanya terjadi di Kota Bogor, tapi juga di kota-kota besar lainnya. Sehingga kehadirannya tak jarang menimbulkan penolakan dari para sopir angkutan umum konvensional. “Tuntutannya masalah angkutan online, seperti kota-kota lain. Kita akan memanggil pihak perusahaan angkutan onlinenya. Kita akan mengadakan pertemuan,” katanya.
Ia menerangkan, yang terlibat dalam aksi penolakan angkutan online kemarin yakni para sopir trayek 02 jurusan Sindangbarang-Sukasari dan trayek 03 jurusan Bubulak-Baranangsiang. Aksi sweeping menyetop sopir lainnya untuk tidak beroperasi di sekitar Terminal Laladon. Namun, tak berlangsung lama, aksi tersebut langsung dibubarkan kepolisian. “Pembubarannya dibantu kepolisian, kita juga ada di sana. Tadi sempat ada juga yang ke balaikota, tapi sudah dibubarkan juga sama polisi,” tuturnya.
Sementara itu Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor Muhammad Ischak menjelaskan bahwa keberadaan angkutan online cukup membuat resah para sopir angkot tersebut karena dengan keberadaannya penghasilan para sopir angkot tersebut berkurang. “Berbagai upaya telah kita lakukan untuk mengatasi angkutan online ini, mulai dari berkoordinasi dengan organda provinsi hingga pusat. Karena yang bisa mengambil keputusan kan pusat kita hanya bisa berupaya dan menerima keluhan dari sopir dan pengusaha angkot,” jelasnya.
Ischak mengaku dirinya tidak ingin kejadian-kejadian antara para sopir angkot dan angkutan online ribut seperti di beberapa kota lainnya. Maka dari itu, menurutnya, Pemkot Bogor harus segera mengambil sikap atas hal ini. “Wajar saja tadi para sopir angkot berdemo karena ini bentuk keresahan mereka,” tandasnya.
(mam/c/feb/dit)