Senin, 22 Desember 2025

Gedung Baru Cuma Mimpi...

- Jumat, 13 Januari 2017 | 09:39 WIB

METROPOLITAN - Mimpi 95 siswa di kelas jauh SD Negeri Sirnaasih memiliki gedung sekolah yang layak tampaknya masih jadi an­gan belaka. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor lagi-lagi tak menganggarkan perbaikan sekolahan yang berdiri di Kampung Cisarua, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg itu dalam APBD 2017 Kabupaten Bogor.

“Sesuai hasil pembahasan Musrenbang tingkat desa, kecamatan dan kabupaten, pem­bangunannya tidak masuk. Kita hanya mengeksekusi saja, yang merancang dinas terkait,” ungkap Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor Anwar Anggana saat dihubungi Metropolitan, kemarin.­

Kendati demikian, lanjut dia, tahun ini pembangunan gedung sekolah di Kabu­paten Bogor cukup banyak ketimbang tahun lalu. “Ta­hun ini mencapai 360 lokasi yang dibangun, tahun lalu cuma 200-an saja. Sekolah tidak bisa dibangun kalau ta­nahnya belum disertifikatkan menjadi aset pemerintah,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Wasto Sumarno me­minta Disdik Kabupaten Bo­gor segera menindaklanjuti. Sebab, pendidikan menjadi hak yang harus dipenuhi. “Hak setiap murid untuk mendapat­kan sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang me­madai dalam kegiatan belajar mengajar,” ujar Wasto.

Apalagi, tambah dia, porsi anggaran pendidikan dari APBD cukup besar hingga 27 persen. Bahkan, sampai akhir tahun kemungkinan naik menjadi 31 persen melalui Da­na Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). “Pembangunan bisa dimasuk­kan melalui APBD atau APBN. Saya kira tahun ini juga harus dibangunkan,” pintanya.

Menurutnya, menciptakan peradaban bermula dari pendi­dikan. Untuk itulah pemerintah wajib memberikan pendidikan bagi masyarakat dari sejak lahir. “Pendidikan itu nomor satu, sebab pendidikan karakter didirikan mulai dari sekolah. Makanya kita wajib memberi­kan mereka pengenyaman pendidikan mulai dari pendidi­kan dasar,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Egi Gunadi Wibhawa mengaku akan menindaklan­juti informasi ini melalui camat dan kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) setempat untuk mencari tahu apakah ada ta­nah yang bisa dibangun untuk kelas jauh tersebut.

“Warga memang sudah mewakafkan, tetapi perlu ada kepastian dulu apakah sudah ada sertifikatnya. Kalau su­dah ada, kita segera masuk­kan ke APBD Perubahan 2017 atau di Murni 2018. Untuk murni tahun ini tidak ada,” kata Egi.

(rez/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X