Ulah guru silat yang jadi predator seks Cibungbulang, Mukri, membuat warga geram bukan kepalang. Tak tanggung-tanggung, rumah pelaku dirusak habis. Sementara istrinya, Onah, nyaris kena amukan warga satu kampung. Ia sempat diusir karena warga kesal dengan ulah suaminya.
KASUS pencabulan tiga ABG di Cibungbulang tak hanya membekas di hati para korban tapi juga warga satu kampung. Akibatnya, rumah pelaku yang berada di Kampung Cemplang, RT 02/02, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibungbulang, dirusak warga hingga tak bersisa. Sedangkan istrinya terpaksa tinggal bersama saudaranya.
Ketua RW 02 Subur mengaku warganya masih kesal terhadap keluarga pelaku. Mukri dianggap telah mencoreng nama baik kampung tersebut dengan berani menodai tiga gadis di bawah umur. Padahal, warga sudah menerima Mukri yang statusnya mantan narapidana. Bahkan, warga pun telah banyak membantu pelaku mendapatkan pekerjaan. “Sejak dirusak warga, hingga kini rumah pelaku masih berantakan. Tidak ada yang berubah,” katanya.
Barang-barang Mukri habis tak bersisa dirusak warga. Istrinya pun terpaksa tinggal bersama saudaranya, Yanti, yang berada tepat di samping rumahnya yang hancur. Warga pun sempat menolak keberadaan istrinya di Kampung Cemplang. Namun dengan jalan musyawarah, akhirnya warga bersedia menerimanya kembali di kampung. “Saat ini Onah lebih menutup diri di rumah saudara dan jarang keluar rumah,” kata dia.
Sekadar diketahui, Mukri merupakan warga Kecamatan Leuwisadeng. Sekitar sepuluh tahun lalu, ia menikah dengan Onah, warga Cemplang. Keduanya belum juga dikarunia anak hingga akhirnya setahun lalu Mukri tersandung kasus dan dipenjara.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, ia pun bekerja serabutan. Hingga akhirnya ia meminta izin kepada ketua RT dan RW untuk mengajar olahraga beladiri pencak silat. Ketika ada pentas panggung seperti HUT RI dan yang lainnya, ia bersama 15 muridnya pun sering pentas. “Sayangnya, kepercayaan warga dibalas dengan air tuba,” sesalnya.
(ads/b/feb/run)