Setelah lama mangkrak, Unit Percetakan Alquran (UPQ) Kementerian Agama yang berada di Ciawi, Bogor, akhirnya kembali beroperasi. Tahun ini, pabrik percetakan yang menelan anggaran hingga Rp28 miliar itu akan kembali mencetak Mushaf Alquran Standar Indonesia untuk memenuhi kebutuhan umat Islam terhadap kitab sucinya.
Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mengatakan, Kemenag rencananya mencetak 120 ribu eksemplar pada 2017. “Tahun ini, kami akan mencetak 100 ribu Alquran dan sisanya untuk cetak Alquran dan Terjemahannya,” kata Amin.
Mantan Rektor IAIN Gorontalo ini mengatakan, proses cetak Alquran rencananya akan dimulai pada Maret mendatang dalam bentuk lelang kertas. Menurutnya, pengadaan kertas harus melalui mekanisme lelang.
Adapun untuk proses pencetakan, UPQ akan melakukan sendiri karena sudah memiliki mesin cetak yang dibeli pada 2016. “Adapun pencetakan Alquran dan Terjemahannya, masih menunggu proses revisi terjemahan yang sedang dilakukan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran,” ucapnya.
Amin berharap proses revisi terjemahan ini bisa selesai pada 2017 sehingga bisa langsung dicetak.
UPQ sebelumnya bernama Lembaga Percetakan Alquran (LPQ).
UPQ saat ini menjadi Unit PelaksanaTeknis (UPT) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 27/2013 tertanggal 28 Maret 2013.
Saat masa peralihan dan perubahan manajemen dari LPQ ke UPQ, UPT ini sempat berhenti beroperasi.
Namun demikian, aktivitas percetakan Alquran di UPQ kembali berjalan pada 2016.
Saat itu, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam mencetak Alquran sebanyak 35 ribu.
Peluncuran pencetakan perdana Mushaf Alquran Standar Indonesia ini dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di UPQ Ciawi, Bogor, Selasa (25/10/2016).
Peluncuran ditandai dengan penekanan tombol mesin cetak setelah sebelumnya Kemenag menandatangani sambutan Menteri Agama untuk mushaf tersebut.
Momen peluncuran ini juga dihadiri Anggota Komisi VIII DPR RI Fauzan Harun.
“Alquran yang dicetak pada 2016 akan segera didistribusikan ke masyarakat, baik melalui masjid, yayasan, ormas dan lainnya,” tutup Amin.