Setelah dua tahun melewati proses pembangunan, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) akhirnya memiliki rumah dinas baru. Kali ini penyediaan rumah dibuka di Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, dan baru diresmikan,kemarin.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) baru saja selesai merampungkan proyek rumah susun sewa (rusunawa) yang diperuntukkan bagi anggota Paspampres.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan, pembangunan rusunawa tersebut diperuntukkan memenuhi kebutuhan hunian anggota Paspampres dan keluarga serta meningkatkan semangat tugas prajurit.
“Rusunawa ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap para prajurit yang bertugas sebagai Paspampres,” ujar Syarif.
Rusunawa yang berada di Jalan Skip Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan ini terdiri dari dua gedung yang dibangun secara bertahap mulai 2015 lalu. Di atas lahan milik Kementerian Pertahanan, bangunan tipe 45 meter persegi itu disediakan sebanyak 35 unit per gedung atau bisa menampung 70 keluarga.
“Hunian vertikal berlantai tiga tersebut telah dilengkapi Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan dan saluran air,” ujar dia.
Setiap ruangan, lanjut Syarif, akan dilengkapi perabot seperti meja tamu dan sofa, meja dan kursi makan, lemari pakaian serta tempat tidur di tiap kamar. “Kami serahkan aset rusunawa ini kepada Paspampres agar segera dihuni dan dikelola serta dirawat sebaik-baiknya,” lanjut dia.
Sekadar diketahui, saat ini Paspampres baru memiliki 933 perumahan yang tersebar di beberapa wilayah, seperti Tanah Abang (192 rumah), Bojongnangka (350 rumah), Bermis Kelapa Dua (147 rumah), Lawanggintung Bogor (195 rumah), Kalibata (31 rumah), Bulakrantai (6 rumah) dan Sukasari Bogor (12 rumah).
Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI (Mar) Bambang Suswantoro menyatakan, hingga kini masih banyak prajurit Paspampres yang belum memiliki rumah sendiri. “Ada prajurit yang sudah memiliki rumah pribadi, tetapi masih banyak juga anggota yang sudah berkeluarga maupun bujangan yang masih mengontrak rumah ataupun tinggal di rumah orang tuanya dan jauh dari tempatnya bekerja,” kata Bambang.
(tem/feb/run)