JELANG perayaan Valentine, gaya pacaran Kesha Ratuliu, artis cantik berusia 18 tahun itu jadi perbincangan hangat. Ini menyusul video yang diunggahnya bersama sang kekasih, Wafda Saifan, dalam mobil. Saat tengah menyetir, rupanya Kesha ‘nemplok’ di paha sang pacar hingga bikin heboh. Model pacaran ponakan Mona Ratuliu ini kerap diunggah dan dibagikan lewat video blog alias Vlog hingga menjadi tren gaya pacaran masa kini.
Kesha, artis kelahiran 5 Juni 1998 itu masih terbilang muda. Usianya baru 18 tahun, tetapi gaya pacarannya sudah mirip pasangan suami istri. Betapa tidak, dari foto dan video yang diunggahnya di akun media sosial, Kesha tak segan memeluk hingga mencium mesra pacarnya yang terpaut delapan tahun lebih tua.
Kesha juga kerap memamerkan setiap kegiatannya bersama sang pacar. Sampai-sampai aksinya yang tengah bermanja di pangkuan sang kekasih saat dalam mobil itu banjir kritikan. “Mau pelak peluk itu urusan org... tp jgn di jalan. Bisa bahayakan nyawa org,” tulis @liliana.fam87.
Tak hanya Kesha, sebelumnya video pamer mesra gaya pacaran sudah lebih dulu dipopulerkan selebgram Anya Geraldine. Model dan vloger cantik itu juga mengunggah foto-foto mesranya bersama kekasihnya di Instagram. Termasuk saat keduanya berlibur ke Bali bersama kekasihnya bernama Okky.
Namun, akhirnya Anya dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Sama halnya dengan yang dilakukan Awkarin dengan pacarnya, Gaga.
Pamer foto mesra dan membuat video pacaran di akun media sosial jadi gaya baru masa kini. Profesi Kesha sebagai bintang pun banyak diresahkan. Sebab, khawatir bisa menularkan budaya tak baik di kalangan remaja seusianya.
Soal ini, Psikolog asal Bogor Arti turut buka suara. Menurutnya, fenomena gaya pacaran yang terjadi saat ini sudah mengkhawatirkan. Sebab, nyaris kelewat batas. “Fenomena ini sangat memprihatinkan dan sangat tidak baik untuk perkembangan remaja-remaja karena tidak sesuai dengan perilaku remaja pada umumnya,” kata Arti.
Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, perilaku bijak menggunakan teknologi di kalangan masyarakat adalah poin penting, terutama bagi remaja.
Dengan kondisi emosi yang belum stabil, remaja cenderung selalu berbuat negatif dan melanggar norma dan selalu ingin menjadi pusat perhatian di lingkungannya. “Seiring perkembangan teknologi yang semakin melesat, remaja selalu ingin berbuat hal baru karena emosi remaja itu tidak stabil,” ujar Arti.
Menyikapi hal itu, Arti menitikberatkan pada tanggung jawab orang tua. Sebab, orang tua adalah sebagai pembimbing dan yang mengarahkan anaknya untuk berbuat sesuai norma yang berlaku. Jadi, peran orang tua sangat penting dalam perkembangan anaknya.
“Orang tua harus bertanggung jawab karena sangat penting terhadap perkembangan anaknya agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat,” ujarnya.
Munculnya fenomena ini juga ditanggapi Ketua GP Ansor Kota Bogor Rachmat Imron Hidayat. Ia menyatakan, gaya pacaran yang dicontohkan Kesha Ratuliu itu tak layak dijadikan tren. Bahkan dalam Islam, tidak dianjurkan untuk pacaran.
“Sangat dilarang keras model gaya pacaran tersebut karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku dan sama sekali tidak mencerminkan budaya ketimurannya. Apalagi yang berpacarannya itu anak remaja. Sama sekali tidak pantas,” kata Rachmat.
Selain itu, Rachmat juga berpesan kepada seluruh pihak terkait, terutama keluarga, agar membimbing anak remajanya agar berperilaku sopan dan sesuai norma yang berlaku di masyarakat serta agama.