Senin, 22 Desember 2025

Banjir Lumpur, 25 KK Mengungsi

- Kamis, 23 Februari 2017 | 09:27 WIB

METROPOLITAN - Longsor tak hanya terjadi di Nanggung. Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Kampung Cipanas, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, terpaksa mengungsi akibat terjadi pergerakan tanah dicampur dengan banjir  lumpur. Bencana mengakibatkan lima rumah ambruk dan belasan lainnya rusak.­

Kasi Kedaruratan Badan Pen­anggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Asep Usman menyebutkan, ada 25 KK yang mengungsi akibat bencana tanah longsor dan pergerakan tanah di Kampung Cipanas.

Untuk penanganan korban, seluruh warga yang terdam­pak sebagian besar diungsi­kan ke kantor desa, sedangkan sisanya tinggal bersama sanak saudara.

“Di area kantor desa kami su­dah mendirikan dapur umum dan mengirim bantuan logis­tik serta air bersih satu truk tangki,” kata Usman.

Sementara data yang di­himpun, dari 20 rumah yang terdampak, lima unit di an­taranya ambruk dan 15 unit rusak sedang. “Bencana ini terjadi akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya sejak dua pe­kan terakhir,” kata dia.

Tim gabungan dan warga masih belum membersihkan maupun menyelamatkan harta benda milik para korban. Ini disebabkan curah hujan di wilayah tersebut cukup tinggi, ditambah ketinggian tebing ta­nah di dusun itu sangat curam.

“Dari kemarin sore sampai siang tadi tidak jadi ke lokasi karena hujan terus dan rawan longsor susulan,” ujar Usman.

Sementara di Kampung Ku­kun, RT 09/03, Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol, derasnya aliran Sungai Cipamingkis membuat warga yang me­miliki rumah di tebing bibir sungai sangat cemas.

Puluhan rumah terancam hanyut akibat tebing di sekitar rumah terus longsor tergerus arus Sungai Cipamingkis.

Warga setempat Ading (35) menuturkan, air terus meng­gerus tebing sungai saat debit air meningkat. Bahkan, saat diguyur hujan, warga memilih mengungsi karena khawatir rumahnya ambruk akibat longsor dan hanyut terbawa arus sungai.

“Jika dulu jarak antara bibir sungai dengan rumah warga mencapai 10-20 meter, saat ini hanya tinggal dua meter,” ungkap Ading.

Warga berharap pemerintah daerah segera merelokasi rumah mereka ke tempat yang lebih aman. “Semua pada ta­kut kalau turun hujan apalagi airnya meluap,” ucap dia.

Kasi Trantib Kecamatan Jonggol Gogo Badrudin men­gatakan, pihaknya bersama muspika kecamatan telah meninjau lokasi. Hasilnya, tak ada pilihan kecuali merelokasi warga karena kontur tanah yang rawan longsor.

“Kami sudah melaporkan ke­jadian ini ke BPBD Kabupaten Bogor. Kami mengusulkan agar warga yang berada di bantaran kali, direlokasi. Tidak ada pilihan lain kecuali men­empatkan mereka di tempat yang lebih aman,” tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X