METROPOLITAN - Longsor tak hanya terjadi di Nanggung. Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Kampung Cipanas, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, terpaksa mengungsi akibat terjadi pergerakan tanah dicampur dengan banjir lumpur. Bencana mengakibatkan lima rumah ambruk dan belasan lainnya rusak.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Asep Usman menyebutkan, ada 25 KK yang mengungsi akibat bencana tanah longsor dan pergerakan tanah di Kampung Cipanas.
Untuk penanganan korban, seluruh warga yang terdampak sebagian besar diungsikan ke kantor desa, sedangkan sisanya tinggal bersama sanak saudara.
“Di area kantor desa kami sudah mendirikan dapur umum dan mengirim bantuan logistik serta air bersih satu truk tangki,” kata Usman.
Sementara data yang dihimpun, dari 20 rumah yang terdampak, lima unit di antaranya ambruk dan 15 unit rusak sedang. “Bencana ini terjadi akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya sejak dua pekan terakhir,” kata dia.
Tim gabungan dan warga masih belum membersihkan maupun menyelamatkan harta benda milik para korban. Ini disebabkan curah hujan di wilayah tersebut cukup tinggi, ditambah ketinggian tebing tanah di dusun itu sangat curam.
“Dari kemarin sore sampai siang tadi tidak jadi ke lokasi karena hujan terus dan rawan longsor susulan,” ujar Usman.
Sementara di Kampung Kukun, RT 09/03, Desa Sirnagalih, Kecamatan Jonggol, derasnya aliran Sungai Cipamingkis membuat warga yang memiliki rumah di tebing bibir sungai sangat cemas.
Puluhan rumah terancam hanyut akibat tebing di sekitar rumah terus longsor tergerus arus Sungai Cipamingkis.
Warga setempat Ading (35) menuturkan, air terus menggerus tebing sungai saat debit air meningkat. Bahkan, saat diguyur hujan, warga memilih mengungsi karena khawatir rumahnya ambruk akibat longsor dan hanyut terbawa arus sungai.
“Jika dulu jarak antara bibir sungai dengan rumah warga mencapai 10-20 meter, saat ini hanya tinggal dua meter,” ungkap Ading.
Warga berharap pemerintah daerah segera merelokasi rumah mereka ke tempat yang lebih aman. “Semua pada takut kalau turun hujan apalagi airnya meluap,” ucap dia.
Kasi Trantib Kecamatan Jonggol Gogo Badrudin mengatakan, pihaknya bersama muspika kecamatan telah meninjau lokasi. Hasilnya, tak ada pilihan kecuali merelokasi warga karena kontur tanah yang rawan longsor.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke BPBD Kabupaten Bogor. Kami mengusulkan agar warga yang berada di bantaran kali, direlokasi. Tidak ada pilihan lain kecuali menempatkan mereka di tempat yang lebih aman,” tandasnya.