Senin, 22 Desember 2025

Mogok Massal Berlanjut

- Selasa, 21 Maret 2017 | 09:51 WIB

MOGOK massal angkutan umum kembali berlanjut. Hari ini, sopir angkot kompakan mogok total setelah terjadinya bentrokan antara pengemudi ojek online dan sopir angkot. Tak mau nyawa terancam, para sopir sepakat menolak narik angkot.

Adanya insiden bentrok membuat ribuan sopir ang­kot di Kota Bogor ketar-ketir. Ketua Organda Kota Bogor M Ishak menyatakan, masing-masing ketua jalur sepakat menghentikan operasional angkot karena takut adanya aksi balasan pengemudi ojek online yang mengancam keselamatan sopir dan penumpang.

“Ya memang tadi sudah disepakati bahwa besok (hari ini, red) mogok total. Karena, mereka (sopir, red) pada ta­kut,” ungkap Ishak.

Pihaknya pun telah meminta bantuan Walikota Bogor Bima Arya untuk menurunkan petu­gas guna membantu menye­diakan transportasi lain bagi warga. “Kami sudah minta pak wali bantu warga yang mau beraktivitas. Sementara sampai suasana kondusif,” tambahnya.

Informasi yang dihimpun, mogok massal yang ber­langsung di sejumlah titik di Kota Bogor berbuntut pada aksi anarkis. Di satu sisi ada pengemudi ojek online yang disetop sopir angkot, namun aksi balasannya juga terjadi hingga muncul keributan.

Seperti yang terjadi di Jalan Raya KH Abdullah bin Nuh. Sopir angkot terpaksa kena pukul hingga ada yang dige­buki berjamaah oleh penge­mudi ojek online. Bahkan, mobil angkutannya ringsek terkena lemparan batu.

Tak hanya itu, sejak pukul 08:00 WIB sejumlah sopir angkot sudah melakukan sweeping seperti yang terjadi di Jalan KH Soleh Iskandar, Jalan Padjajaran dan Jalan Gu­nung Batu. Para sopir angkot tersebut meminta semua sopir melakukan mogok massal.

Melihat itu, giliran sopir ojek online pada sore harinya yang melakukan sweeping kepada sopir angkot di Jalan Yasmin dan mengakibatkan sejumlah angkot rusak dan salah satu sopir angkot dipukuli para sopir roda dua tersebut. “Kita dapat info dari teman-teman tadi ada sopir ojek online yang dipukul sopir angkot. Makanya anak-anak kumpul di sini untuk mencari orang­nya,” ujar Rizal salah seorang pengemudi ojek online.

Rizal sendiri mengaku ti­dak mengetahui lebih lanjut soal temannya yang menjadi korban para sopir angkot, namun menurutnya sudah ada beberapa temannya yang kini dirawat di rumah sakit karena mendapatkan luka yang cu­kup parah pasca dipukuli para sopir angkot.

“Kami sudah dua hari ini narik enggak pakai atribut. Karena takut. Padahal sama-sama cari uang di jalan, se­harusnya jangan seperti itu. Karena kalau rezeki tidak akan tertukar,” terangnya.

Munculnya gesekan beru­jung ricuh antara pengemudi ojek online dan sopir angkot mendapat sorotan dari Penga­mat Kebijakan Publik Mihradi. Menurutnya, masalah ini bu­kan hal baru, melainkan riak-riaknya sudah lama muncul.

Ia pun menyesalkan ad­anya respons yang lambat dari pemerintah dalam menyikapi kemunculan angkutan online di Kota dan Kabupaten Bogor.

“Ini menandakan kalau pemerintah itu lambat. Seha­rusnya ini tidak perlu terjadi kalau pemerintah sudah lebih dulu mempertemukan masing-masing pemangku kepentingan untuk berembuk,” kata akade­misi dari Universitas Pakuan itu.

Mihradi menyatakan jika peran pemerintah tidak seka­dar menjadi pemadam ke­bakaran dalam menghadapi persoalan, melainkan tanggap melakukan langkah pencega­han (preventif).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X