Senin, 22 Desember 2025

Korban Tewas dan Luka-luka Terima Santunan

- Selasa, 25 April 2017 | 08:43 WIB

Suasana duka masih menyelimuti rumah Kepala Desa (Kades) Citeko Dadang Sulaeman. Di Kampung Citeko, RT 01/05, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, rumah Dadang masih ramai dikunjungi pelayat. Termasuk pihak Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat yang mendatangi rumah almarhum untuk memberi santunan ke ahli waris korban.

SIANG itu, Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Barat Delya Indra ikut bertandang ke rumah almarhum. Pihak Jasa Raharja mem­beri santunan kepada ahli waris korban menin­ggal yang diserahkan pada Minggu (23/4). Jasa Raharja juga memastikan sepuluh orang yang dirawat di RSUD Ciawi telah terjamin.

Jasa Raharja memberi santunan kepada tiap ahli waris korban meninggal dunia sebesar Rp25 juta. Sedangkan korban luka-luka mendapat santunan perawatan hingga maksimal Rp10 juta. Hasanudin (21), salah seorang korban selamat dalam kecelakaan Megamendung Puncak Bogor itu juga mendapatkan hak asuransi Rp10 juta.maut di Tanjakan Selarong

Meski selamat, luka yang dideritanya cukup serius setelah tertabrak oleh tiga mobil sekaligus saat peristiwa nahas tersebut terjadi. Luka yang paling parah terlihat pada kaki kanan yang men­galami patah tulang. Tan­gan kanan korban juga harus dijahit sebanyak 32 jahitan karena luka sobek yang cukup dalam. “Kaki yang kiri juga pa­tah tapi yang paling parah kaki kanan karena terjepit mobil yang menabrak saya,” katanya.

Ia bercerita, saat kecelakaan beruntun tersebut, ia dan enam temannya sedang kon­voi dengan empat sepeda motor dalam posisi arah turun dari Puncak menuju Jakarta. Namun saat hendak meny­alip, tiba-tiba terdengar suara tabrakan yang cukup keras dari arah belakang. Ia yang berboncengan dengan Aris Ris Beni (16), korban yang juga selamat, tak sempat menghin­dar dan langsung tertabrak tiga mobil dari arah belakang.

“Kejadiannya sangat cepat. Yang saya ingat, mobil pertama nabrak dan menjepit kaki saya. Mobil kedua nabrak motor saya dan benturan mobil ketiga yang membuat saya jatuh,” tuturnya.

Ia sendiri mengaku ma­sih trauma jika mengingat kejadian yang banyak me­makan korban tersebut. Sua­sana mencekam dan suara-suara teriakan para korban kecelakaan maut pun masih membekas dalam ingatannya.

Saat ini korban hanya bisa ter­baring menahan rasa sakit yang dideritanya. Keluarganya juga tak bisa berbuat banyak selain membawanya ke pengobatan alternatif.

(rez/b/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X