Selain sakit yang diderita hingga menyebabkan tubuh penuh benjolan, kakek asal Kampung Citalingkup, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor ini juga pernah dikecewakan orang. Dzakir dan istrinya, Amina (40), pernah beberapa kali dijanjikan bantuan sejumlah pihak. Hingga pada akhirnya mereka mengaku trauma terhadap janji-janji berupa bantuan.
“SAYA cari-cari kader dulu, akhirnya ketemu dia. Dia itu nganternya cuma ke jalan doang, jadi nggak terus dia nganter karena ada urusan lain katanya. Sudah empat kali, masih saja belum ada penanganan dari dokter. Saya bingung harus gimana ngurusnya karena mintanya gratis. Kalau pake uang, saya nggak punya,” kata Aminah kepada wartawan mengawali pembicaraan.
Walau begitu, Aminah tidak menyalahkan kader tersebut. Ia dan suaminya yang punya salah. “Mohon maaf saja, ini kesalahan keluarga Bapak Dzakir saja yang dulu karena saya awam nggak bisa gini-gimenganggap bahwa Aminah tu. Sudahlah, kita nggak usah diobatin saja,” ujar Aminah.
Sejak Dzakir tak lagi bisa bekerja, Aminah-lah yang mencari nafkah. Dia bekerja sebagai penjaga vila di Puncak. Meski begitu, penghasilannya tak mencukupi biaya pengobatan sang suami. Ia juga pernah dijanjikan bantuan operasi gratis, namun sampai sekarang bantuan tersebut tidak pernah datang. “Awalnya ngejanjiin mau bantu. Pas ini sudah di rumah sakit dia telepon, katanya saya nggak bisa bantu kamu karena ada urusan yang lebih penting dari kamu,” katanya.
Kemudian Aminah pun meminta suaminya agar dipulangkan, namun pihak rumah sakit mengharuskan Pak Dzakir dioperasi karena sudah telanjur dirawat. Akhirnya kejadian tersebut membuat Aminah menjual rumahnya dan meminjam uang ke sana kemari. Bahkan, hingga kini utang-utangnya pun belum lunas karena kondisi ekonomi yang memprihatinkan.
Selalu Sembunyi bila Ada Orang Kondisi tubuh yang terus berubah tak seperti manusia normal, membuat kakek berusia 64 tahun itu pernah mengasingkan diri. Dzakir mengaku sempat tak mau bertemu orang lain sejak benjolan mulai tumbuh menjalar di sejumlah tubuhnya. “Kadang ada orang saya sembunyi itu di paviliun, kadang juga di garasi di bawah. Saya minder kalau ketemu orang. Saya lagi sakit ditambah pikiran lagi sakit,” kata Dzakir. Ia juga mengaku jika sedang melintas terkadang orang lain seperti merasa risih. Bahkan, hal tersebut sempat membuat sang istri, Aminah, geram.
Sebelumnya diberitakan, kondisi itu bermula dari merasa gatal di seluruh tubuh pada 27 tahun silam dan tiba-tiba Dzakir berubah menjadi manusia ‘hulk’. Gatal yang diderita kakek ini tidak diketahui dari mana penyebabnya. Ia menganggap hanya penyakit kulit dan terus digaruknya. Ia pun tak mengindahkan rasa gatal dengan mencari penanganan medis.
(nau/tib/ram/run)