“Itu sudah biasa, apalagi kalau jam sibuk. Jam pulang kerja dari pukul 16:00 -19:00 itu sudah pasti penumpangnya pada emosi,” terangnya.
Menurut Agus, gerbong khusus perempuan memang jauh lebih padat dan diminati karena jumlahnya terbatas. Setiap rangkaian kereta hanya menyediakan dua gerbong khusus wanita. Sedangkan gerbong lain menampung penumpang pria dan wanita.
Cerita soal buasnya suasana di gerbong wanita Commuter Line banyak diamini. Penumpang bernama Sari (24), seorang karyawan swasta, yang tak sungkan berebut tempat duduk dengan perempuan lain saat di gerbong wanita.
“Gue pernah berantem sama ibu-ibu, berebut tempat duduk. Gue udah nungguin di barisan depan. Pas keretanya datang, gue langsung lari ke tempat duduk. Eh, pas sudah duduk, mau diserobot, disuruh ngasih buat si ibu-ibu itu. Ya gue nggak maulah,” ujar Sari ceplas-ceplos.
Ia pun bercerita soal aksi-aksi yang sering dilakukannya demi mendapat tempat duduk. Salah satunya dengan berpura-pura tidur agar bisa mengelabui petugas saat diminta memberikan bangkunya. Bahkan ia juga tak mau kalah berebut kursi kosong tiap kali kereta berhenti.
“Ya, soalnya yang lain juga begitu. Gerbong wanita itu ganas dan buas. Cewek-cewek itu nggak mau ngalah, karena merasa sesama cewek kali ya. Mending di gerbong umum, suka dikasih tempat duduk sama penumpang cowok,” tutur Sari.
Sejumlah pengguna Twitter yang juga merupakan penumpang Commuter Line ikut menumpahkan keluh kesahnya.
Seorang pengguna Twitter bernama Ainun mengonfirmasi ganasnya kondisi di gerbong wanita. Kata Ainun, tak ada kata mengalah di gerbong wanita.
“Merasakan bangeett.. di gerbong wanita ini gw belajar banyak hal. Yg lemah akan kalah. Nggak ada yg namanya mengalah. Lu lembek, lu diinjek,” ujar Ainun menanggapi berita Merasakan ‘Ganasnya’ Gerbong Wanita Commuter Line.
Pengguna Twitter lainnya, Tia, menyebut gerbong wanita horor dan sadis. Penumpang gerbong wanita haruslah tangguh.
“Gerbong wanita emang horor & sadis yang lemah nekad masuk gerbong cewek bakal jadi santapan empuk, apalagi di St. Sudirman..zombie kalah,” ujar Tia merespons pemberitaan yang sama.
PT KCJ menyebut peristiwa itu terjadi April lalu. Penyebab keributan itu diduga karena ada salah paham antarpenumpang.
“Itu kejadiannnya beberapa waktu lalu, sekitar April. Ya karena salah paham antarpenumpang,” kata Vice Manager Komunikasi PT KCJ, Eva Chairunisa.
Eva mengimbau seluruh penumpang saling menjaga toleransi di dalam kereta. Dia mengingatkan jika ada korban luka atau ada salah satu pihak yang merasa dirugikan maka petugas tidak akan segan menurunkan penumpang tersebut dan menyerahkan ke pihak berwajib.
“Kami mohon seluruh pengguna menjaga ketertiban dan tidak membuat keributan untuk kenyamanan bersama baik di KRL dan di stasiun,” ujar Eva.