METROPOLITAN – Rencana aksi mogok nasional yang akan dilakukan Awak Mobil Tangki (AMT) PT Pertamina terus bermunculan. Adanya pemecatan secara sepihak terhadap sopir dan kernet tangki dituding jadi salah satu faktor aksi ini.
Koordinator dari Kujang Siliwangi Asep M Idris mengatakan, aksi mogok nasional ini rencana akan dilaksanakan pada Senin (19/6). Titik aksi demo akan dilakukan di beberapa daerah seperti Jakarta, Merak, Lampung, Makassar, Bandung, Ujung Berung serta lainnya.
“Ada dua tuntutan yang akan dilakukan pada aksi mogok nasional nanti. Pertama terkait pemecatan sepihak yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga di awal Ramadan tahun ini dan kedua terkait tidak dipenuhinya beberapa hak dari para AMT,” kata Asep.
Tak hanya itu, sambung dia, rencananya pada hari ini para AMT yang ada di wilayah Bogor-Sukabumi akan membagikan selebaran permohonan maaf kepada masyarakat yang ada di Kota Bogor.
Permohonan maaf ini berkaitan dengan akan dilakukannya aksi mogok nasional di sepuluh depot pengisian BBM area Jawa Barat-Sumatra dan Sulawesi. “Hari ini teman-teman AMT yang terdiri dari sopir dan kernet akan membagikan selebaran. Soalnya, sepuluh depot yang akan melakukan aksi mogok nasional sangat berpengaruh terhadap ketersediaan BBM di kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Depok dan lain-lain,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Hiswana Migas wilayah Bogor Bahriun mengaku belum mengetahui terkait rencana aksi mogok nasional ini. Sehingga pihaknya akan mempertanyakan terlebih dahulu kepada pihak PT Pertamina terkait informasi tersebut. “Belum dapat info. Tapi besok (hari ini, red) kita mau rapat dengan PT Pertamina. Nanti kita akan tanyakan kepada mereka,” kata Bahriun saat dihubungi Metropolitan, kemarin.
Menurutnya, memang tak dipungkiri aksi mogok nasional ini sudah digulirkan sejak awal Ramadan tahun ini. Namun, pada kenyataannya sampai saat ini belum terlaksana atau belum ada aksi mogok nasional tersebut. “Kita juga sudah tanya sama pihak Pertamina sejak informasi itu ada dan mereka (pihak Pertamina) mengatakan sudah bisa diatasi. Munculnya informasi ini tentu akan kita tanyakan lagi bagaimana solusinya,” ucapnya.
Ia pun yakin jika pihak Pertamina telah mengantisipasi adanya rencana aksi. “Kan yang mogok orangnya bukan kendaraannya. Mereka bisa menarik AMT dari daerah lainnya kok,” jelasnya.
Namun, ditambahkan dia, jika fakta di lapangan saat AMT yang melakukan aksi unjuk rasa memberhentikan pengoperasionalan kendaraan BBM secara paksa. Tentunya, hal tersebut bisa dicegah aparat kepolisian. “Seperti waktu dulu, itu juga pernah dan Pertamina berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Makanya kalau ada penghadangan itu tugas kepolisian untuk yang menanganinya. Tetapi apakah itu digunakan tergantung dari internal mereka,” tutupnya.
(rez/b/feb/dit)