METROPOLITAN – Rencana aksi mogok nasional yang dicanangkan Awak Mobil Tangki (AMT) PT Pertamina Patra Niaga, mendapat perhatian aparat. Pengawalan pada saat melakukan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), jadi langkah konkret yang akan diberikan Polres Bogor.
Kapolres Bogor AKBP AM Dicky mengatakan, sesuai hasil rapat yang dilakukan dengan Hiswana Migas kemarin, polisi akan berkoordinasi dengan para Kapolsek yang ada di wilayah Kabupaten Bogor agar menjalin komunikasi dengan SPBU yang ada di masing-masing wilayahnya. Dalam artian, Korps Bhayangkara itu akan memberikan pemantauan terhadap stok ketersediaan BBM di masing-masing SPBU.
Sehingga, menurut Dicky, apabila rencana aksi mogok ini tetap dilaksanakan dan SPBU membutuhkan pasokan BBM, polisi siap memberikan pengawalan agar truk tangki Pertamina tetap dapat mendistribusikan BBM ke SPBU yang ada di wilayah Kabupaten Bogor. “Jadi nanti kita akan berikan pengawalan. Pengawalan ini diberikan supaya pendistribusian BBM-nya aman sampai ke tempat tujuan atau SPBU,” kata Dicky.
Meski demikian, lanjut Dicky, karena aksi ini masih rencana dan belum terlaksana, pihaknya masih menunggu koordinasi dari Hiswana Migas dan Pertamina kalau memang membutuhkan pengawalan. “Mereka yang nanti akan meminta jadwal kepada kita. Tapi kan kita juga masih nunggu dari Jakarta bagaimana solusi yang tepatnya,” ucapnya.
Dicky mengimbau para awak sopir dan kernet truk tangki Pertamina agar mengurungkan rencana aksi mogok nasional yang akan dilakukan pada Senin (19/6) pekan depan. Karena masalah seperti ini bukan hanya terjadi pada tahun ini, melainkan sudah terjadi di beberapa tahun belakangan. “Saya kira masalah ini bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus melakukan aksi. Perlu diingat masyarakat amat sangat bergantung kepada BBM, sehingga janganlah mempersulit masyarakat apalagi saat ini memasuki bulan suci Ramadan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan meminta sebaiknya para AMT tidak perlu melakukan aksi mogok nasional. Karena semua persoalan tentu ada jalan keluarnya dan jalan pemecahannya. “Kalau seandainya ada permasalah yang besar ya kita kecilin dan kalau bisa dihilangkan. Nanti kita akan coba mediasikan,” kata lelaki yang akrab disapa Anton.
Ditanya terkait izin melakukan aksi mogok nasional, Anton belum bisa memberikan jawaban mengenai hal tersebut. Karena Polda akan membicarakan dulu dengan kedua belah pihak yang bermasalah. “Kita duduk bareng mereka dulu bagaimana solusi terbaiknya,” ujarnya.
(rez/b/ram/dit)