Senin, 22 Desember 2025

Wasiat Terakhir Yang Bikin Perpecahan

- Sabtu, 17 Juni 2017 | 07:39 WIB

PERPECAHAN keluarga Perdana Men­teri Singapura terus melebar. Pangkalnya adalah surat wasiat ayah mereka, bapak pendiri Singapura, Lee Kuan Yew. warisan rumah besar di Jalan Oxley No 38 Singapura. Di rumah itulah Lee Kuan Yew tinggal sejak 1945 sampai meninggal dunia pada 5 MaTepatnya wasiat mengenai ret 2015.­

Perdana Menteri Singapu­ra Lee Hsien Loong sangat marah atas pernyataan ter­buka kedua adiknya yang mengatakan keduanya tidak akan mau tinggal di Singapura lagi. Mereka akan pindah ke negara lain.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong memberikan penjela­san terbuka yang sangat pan­jang, hingga 46 pasal. Isinya menceritakan secara kro­nologis lahirnya surat wasiat ayahanda mereka.

Surat wasiat Lee Kuan Yew tersebut ternyata berubah sampai enam kali. Ini karena Lee Kuan Yew ternyata beru­mur sangat panjang sehingga dia terus menyempurnakan surat wasiatnya. Lee Kuan Yew meninggal di usia 91 tahun.

Wasiat pertama ditulis Lee Kuan Yew tanggal 20 Agustus 2011, setahun setelah istri tercintanya Kwo Geok Choo meninggal dunia. Saat itu Lee Kuan Yew masih menja­bat Menteri Mentor dalam kabinet yang dipimpin anak sulungnya.

Isi surat wasiat tersebut san­gat pribadi. Tapi salah satunya kini menjadi pengetahuan publik lantaran perpecahan di antara tiga bersaudara ini. Yakni wasiat mengenai rumah di Jalan Oxley 38 yang dikenal sebagai rumah perdana men­teri Lee Kuan Yew.

Luas pekarangan rumah tersebut sekitar 5.000 m2 di jalan yang tidak jauh dari pusat Kota Orchard Road. Nama Jalan Oxley itu sendiri diambil dari nama asli pemilik perkebunan yang dulu broke in di sana, Thomas Oxley, orang Inggris. Oxley kemu­dian menjualnya ke orang Yahudi. Pembeli itulah yang membangun rumah di sana dilengkapi dengan sinagog, rumah ibadah Yahudi.

Lee Kuan Yew menempati rumah tersebut pada 1945 ketika umurnya 22 tahun. Di situlah dia mendirikan partai PAP yang sudah berkuasa di Singapura selama lebih 60 tahun sampai hari ini.

Lee sendiri menjadi Perdana Menteri Singapura selama 31 tahun. Lalu jadi Menteri Senior selama 14 tahun dan Menteri Mentor selama tujuh tahun. Total, Lee Kuan Yew berkuasa selama 56 tahun. Selama itu pula Lee Kuan Yew tinggal di Oxley 38.

Perpecahan keluarga ini terjadi saat anak wanita Lee Kuan Yew, Lee xxx Ling, akan melaksanakan isi surat wasiat ayahnya: membongkar total rumah tersebut.

Di surat wasiat pertama memang disebutkan bahwa sang ayah menghendaki agar segera sepeninggalkan dia rumah tersebut diratakan dengan tanah. Sepanjang anak perempuannya yang tidak mau menikah itu tidak mau lagi tinggal di situ. Si anak perempuan memang tinggal bersama orang tuanya sampai kedua orang tuanya mening­gal dunia.

Si anak sulung yang seka­rang jadi Perdana Menteri tidak setuju. Wasiat pembong­karan itu sudah dicabut pada wasiat yang kelima. Tapi si adik bisa membuktikan bahwa klausul pembongkaran terse­but masuk lagi di wasiat yang keenam, alias wasiat terakhir pada 2013.

Saudara sulung ini tidak terang-terangan menolak pembongkaran. Dia hanya menegaskan bahwa yang berniat membongkar itu harus membeli tanah terse­but dengan harga komersial ditambah kenaikan sebesar 50 pct untuk sumbangan so­sial. Sang adik menganggap aturan itu sebagai akal-aka­lan sang kakak sulung. Den­gan cara menyalahgunakan kekuasaan. “Kalau kepada saudara sendiri saja berlaku seperti ini bagaimana kepada rakyat,” tulis sang adik.

Yang lebih menyakitkan sang adik adalah tuduhan bahwa istri saudara laki-lakinyalah yang berusaha memasukkan kembali pasal pembongkaran yang sudah dicabut itu ke dalam wasiat terakhir. Tudu­han ini semakin memeruncing perpecahan keluarga paling terhormat di Singapura ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X