Senin, 22 Desember 2025

Salat Pakai Tiket, Khotbah Seperti Kuliah

- Jumat, 30 Juni 2017 | 11:31 WIB

Seperti di Indonesia, Idul Fitri di Amerika Serikat (AS) dirayakan pada Minggu (25/6). Berlokasi di McCor­mick Place Chicago, Illinois, puluhan orang sedang memarkir mobil, puluhan lainnya yang mengenakan busana muslim bergegas ke dalam gedung.

“ASSALAMU’ALAIKUM,” sapa seorang wanita asal Saudi Arabia. “Are you going to Ied prayer?” sambil naik eskalator menuju lokasi salat. Terlihat segera akrab, para jamaah perempuan usai mengu­capkan salam langsung berangkulan, begitu pula jamaah pria. Di banyak tempat di AS, salat Ied dilaksanakan dua sesi. Sesi I pukul 10:00, sesi II pukul 11:00 waktu setempat. Ada juga yang menyelenggarakan sesi I pukul 08:00, sesi II pukul 09:00.

Di beberapa tempat, jamaah membayar tiket masuk hal itu karena panitia menyewa tempat

dan operasional lainnya. Umumnya tiket masuk seharga USD5 (serata Rp66.500) jika dipesan via online. Jika reg­istrasi di tempat, tiket masuk seharga USD7 (Rp93.100). Ada pula kegiatan peng­umpulan zakat, sadaqah dan infaq sebelum salat Ied dimulai. ­

Saya memesan tiket online untuk salat Ied di McCormick Place. Tiket ini sudah termasuk melihat pameran dan bazar, juga menikmati fasilitas lain­nya yang disediakan seharian selama Perayaan Idul Fitri. Umumnya salat Ied di AS di­rangkaikan dengan “one day Ied celebration.”

McMormick Place meru­pakan salah satu lokasi lang­ganan dilaksanakannya salat Ied warga muslim Chicago. Ini termasuk gedung perte­muan dan pameran terbesar di Amerika Utara. Gedung yang terletak di 2391 South Lake Shore Drive ini tiap tahun jadi tempat Chicago Auto Show (Februari), International Home and Housewares Show (Maret) dan National Restau­rant Association (Mei).

McCormick Place di tepi Danau Michigan menempati area seluas 24,8 hektare. Salat Ied dilaksanakan di Hall B bagian utara gedung. Lokasi yang dijadikan tempat salat seukuran lapangan sepakbola.

Dari kejauhan gema takbir bersahut-sahutan. Di pintu masuk setiap jamaah harus menunjukkan tiket. Setelah diverifikasi, panitia memberi tanda dengan membubuhkan cap di lengan, untuk memu­dahkan kontrol dan penga­manan.

Menjelang pukul 10:00 wak­tu setempat, jamaah sudah memenuhi area salat. Ada seribuan jamaah yang mengi­kuti salat Ied sesi I dan sesi II di McCormick Place.

Saya mengikuti salat Ied di sesi I. Imam dan khotibnya Prof Sherman A Jackson PhD. Pakar agama, kajian Amerika dan etnik, dan Direktur Pusat Pemikiran dan Kebuday­aan Islam di University of Southern California. Penulis ratusan buku dan artikel tentang sudut pandang Islam terhadap masalah-masalah hukum, teologi, sejarah dan muslim modern di Amerika. Buku-bukunya diterbitkan oleh Universitas Oxford dan Yale University. Prof Sher­man satu dari sepuluh ahli terkemuka tentang Islam di AS dan masuk daftar 500 pemikir muslim paling berpen­garuh di dunia versi Royal Islamic Strategic Studies Center in Amman, Jordania.

Prof Sherman seorang pe­mikir dan pembaharu. Saat menyampaikan khotbah Idul Fitri, dia tak menggunakan mimbar. Alat pengeras suara digenggamnya. Dia berdiri bebas di panggung yang disediakan untuk imam me­mimpin salat.

Ia mengenakan setelan jas abu-abu seperti sedang mem­beri ceramah pada pertemuan ilmiah. Selama menyampaikan khotbah, dia bergerak dinamis di area panggung. Tangan kanan dan kirinya bergantian menggenggam mikrofon.

Tanpa teks, di tangannya hanya selembar catatan yang (sepertinya) berisi ayat-ayat Alquran. Saat membaca ayat-ayat itu, dia menggunakan kacamata. Usai itu, kacamat­anya hanya digeser ke atas kepalanya.

Sesekali dia meneguk air mineral yang disediakan di lantai panggung. Lalu, “tradisi lama” dia dobrak: sesekali mengajak jamaah berinteraksi. Beberapa kali dia melontarkan pertanyaan dan meminta respons jamaah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X