METROPOLITAN - Dalam lanjutan pekan ke-12 Liga 1 2017, PS TNI menjamu tamunya, Arema FC, di Stadion Pakansari Cibinong, tadi malam. Pada laga yang diwarnai turunnya hujan ini berakhir dengan skor sama kuat 0-0.
Di babak pertama, kedua tim sama-sama bermain dengan tempo lambat dan cenderung memainkan sepak bola monoton. The Army (julukan PS TNI, red) yang biasanya bermain cepat dan ngotot, pada laga ini cenderung bermain lambat dan terlihat tidak terlalu kompak. Banyak kesalahan sendiri yang dilakukan pemain belakang PS TNI dan hampir menyebabkan petaka di gawang Ravi Murdianto.
Pada babak kedua, baru kedua tim bermain terbuka dan mulai menemukan ritme permainannya. Peluang demi peluang mulai bisa dibangun dan saling jual beli serangan pun terjadi. Jelang laga usai, terjadi kemelut di depan Arema, red) yang dikawal Kurnia Meiga. Bahkan, pemain belakang Arema terlihat megawang Singo Edan (julukan nyentuh bola dengan sengaja tetapi wasit tidak bergeming dan tidak menganggapnya sebagai pelanggaran. Alhasil hingga peluit akhir, skor kacamata tetap bertahan.
Pelatih PS TNI Ivan Kolev secara tegas mengatakan bahwa laga ini harusnya bisa dimenangkan karena anak asuhnya patut mendapat penaliti. “Dua kali pemain Arema melakukan pelanggaran di kotak penalti sendiri. Apalagi menit terakhir di mana pemain Arema dengan sengaja menyentuh bola persis di bawah gawang sendiri. Itu jelas penalti,” katanya kepada Metropolitan, selepas laga.
Pria asal Bulgaria ini menyayangkan keputusan wasit yang dinilai banyak merugikan timnya, sehingga harus merelakan tiga poin lepas dari genggaman. “Sudah dua laga kami mengalami hal seperti ini. Entah wasit yang tidak jeli atau karena apa saya tidak tahu,” ujarnya.
Sementara pemain belakang PS TNI Ganjar Mukti juga merasa dirinya dan kolega bisa dapatkan poin penuh. “Terlepas dari kontroversi keputusan wasit, kami bersyukur bisa dapat poin dan bermain sesuai skema pelatih. Padahal, kami baru beberapa hari berlatih selepas libur Lebaran. Jadi ini modal bagus hadapi Bali United pekan selanjutnya,” pungkasnya.
(cr1/c/feb/run)