Senin, 22 Desember 2025

24 Jam, Jalan Parungpanjang Diblokir Warga

- Kamis, 21 Desember 2017 | 10:47 WIB

-

PARUNGPANJANG - Jalan Raya Sidomanik men­dadak mencekam. Hingga kemarin (20/12), ratusan warga dari Desa Lumpang dan Jagabaya, Kecamatan Parungpanjang, mengamuk di tengah jalan. Mereka memblokir jalan dan menahan truk-truk tambang yang hendak melintas.

Amarah warga ini memuncak akibat ulah truk tambang yang merusak jalan hingga memakan korban. Amuk warga ini berlangsung sejak Selasa (19/12) pukul 22:00 WIB. “Ini jalan umum, bukan jalan tambang. Rusaknya jalan banyak nyawa yang melayang,” ucap Iwan (45), warga Desa Jagabaya, Kecamatan Parung­panjang, kepada Metropolitan, kemarin.

Tidak sekadar memblokir jalan dan menahan truk tambang, warga yang su­dah kepalang naik pitam pun membakar ban di tangah jalan serta memasang blo­kade berupa pohon. “Kami muak dengan semua ini. Kami minta solusi, bukan polusi. Banyak sopir truk tronton yang masih di bawah umur. Kami kepada pihak Polsek Parungpanjang harus ditindak tegas sopir yang masih di bawah umur,” pintanya. ­

Salah seorang tokoh masyara­kat Desa Lumpang, Haji Wes, juga menyinggung soal uang perawatan jalan yang selama ini sering dipunguti dari setiap truk. Dari informasi yang dihim­pun, dalam sekali rit truk-truk tambang itu diminta bayaran Rp5.000 menuju lokasi tambang. “Kami mempertanyakan ke­pada Quari, ke mana uang pe­rawatan jalan yang selama ini ditarikin?” sindir Haji Wes.

Akibat dari amuk warga ini, selama 24 jam, truk pengankut tambang tidak bisa berope­rasi dan tertahan. Pantauan Metropolitan, truk banyak yang kembali ke pool dan mencari jalan lain untuk mengantarkan bahan material tersebut. “Mau gimana lagi. Sekarang pulang lagi,” tutur Jalu (34), sopir truk tambang saat ditemui awak media di lokasi.

Sementara Camat Parung­panjang Edi Mulyadi menga­takan, warga sudah sulit di­bendung. Ia memaklumi dengan adanya demo ini. “Saya memahami ini. Dan ini men­jadi permasalahan yang men­gulang. Warga kecewa karena jalan yang baru dibangun, dalam tiga bulan sudah rusak lagi,” kata Edi.

Ia pun meminta agar pengu­saha tambang cepat merespons masalah jalan rusak yang ke­banyakan dilintasi pelat B. “Soal jalur tambang sudah diagendakan. Dalam hal ini kewenangan saya perbaikan jalan terus dilaksanakan. Tapi dua bulan tiga bulan rusak lagi. Kita tinggal menunggu saja,” ujar Edi.

Terpisah, anggota DPRD Ka­bupaten Bogor, Egi Gunadhi Wibhawa, mendesak Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan segera turun tangan mengatasi dan memberikan solusi terkait masalah lalu lintas truk tambang di Jalan Parungpanjang.

Egi mengatakan, warga me­nagih janji Wakil Gubernur Deddy Mizwar yang akan men­gubah moda transportasi dari tronton ke truk agar mua­tannya tidak melampaui batas dan membahayakan peng­guna jalan lainnya.

“Saat berkunjung ke Parung­panjang, Pak Wagub berjanji akan mengubah moda trans­portasi sesuai kapasitas jalan kelas C maksimal 8 ton. Te­tapi kenyataannya sampai hari ini belum ada realisasi. Saya harap gubernur turun tangan langsung,” tegas ang­gota Fraksi PDIP itu.

Menurut Egi, selain muatan yang mencapai 40 ton, jumlah truk tronton yang melintas di jalan Parungpanjang-Bunar juga melebihi jumlah yang wa­jar. Apalagi peralihan tronton dari Rumpin ke Tangerang yang biasanya melewati Gunungsin­dur kian menumpuk di Parung­panjang karena perbaikan Je­mbatan Leuwiranji.

Karena itu, Egi meminta pe­merintah provinsi mengkaji secara komprehensif persoalan lalu lintas angkutan tambang di jalan tersebut. “Ada hak pengen­dara lain yang harus mendapat jaminan dari pemerintah. Jangan menunggu massa turun ke jalan dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (sir/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X