METROPOLITAN - Warga Parungpanjang kembali melakukan aksi blokir jalan untuk menolak keberadaan truk tambang. Kali ini keranda jenazah ditempatkan di tengah Jalan Raya Sudamanik yang menghubungkan wilayah Lumpang dan Jagabaya.
Bahkan, warga nekat membuat gundukan pasir mirip kuburan di tengah jalan lantaran kerap memakan korban jiwa. Aksi blokir jalan yang berlangsung sejak pukul 15:00 WIB ini berlanjut hingga tadi malam. Bahkan, warga yang memanas karena jalanan rusak akibat dilintasi truk tambang nekat turun ke jalan.
Tak terkecuali Kepala Desa Parungpanjang Nina Kurniasih. Di hadapan warga, Nina mengaku siap bertanggung jawab atas aksi protes yang dilakukan warga Parungpanjang. Sebab, ia merasa kesal karena aspirasi warganya tidak pernah didengar. “Saya akan ikut bertanggung jawab. Saya mendukung langkah warga di sini,” ungkap Nina.
Ia berharap dengan aksi blokir jalan yang dilakukan warga, pemerintah provinsi (pemprov) dapat menindaklanjuti aspirasi masyarakat. “Harus ada hitam di atas putih bahwa jalan ini harus diperbaiki sampai gubernur turun,” cetusnya.
Sebelumnya pada 18 Desember, aksi blokir jalan 24 jam juga sudah dilakukan warga. Bahkan saat itu situasinya sempat mencekam dengan adanya aksi bakar-bakar di jalanan. “Ini jalan umum, bukan jalan tambang. Rusaknya jalan banyak nyawa yang melayang. Kami muak dengan semua ini. Kami minta solusi, bukan polusi,” ucap Iwan (45), warga Desa Jagabaya.
Saat itu, Camat Parung¬panjang Edi Mulyadi mengaku tidak bisa menahan amarah warga karena warga sudah coba untuk bersabar. “Saya memahami ini. Dan ini men¬jadi permasalahan yang men¬gulang. Warga kecewa karena jalan yang baru dibangun, dalam tiga bulan sudah rusak lagi,” kata Edi.
Ia pun meminta agar pengusaha tambang cepat merespons masalah jalan rusak yang ke¬banyakan dilintasi pelat B. “Soal jalur tambang sudah diagendakan. Dalam hal ini kewenangan saya perbaikan jalan terus dilaksanakan. Tapi dua bulan tiga bulan rusak lagi. Kita tinggal menunggu saja,” ujar Edi.
Terpisah, anggota DPRD Ka¬bupaten Bogor, Egi Gunadhi Wibhawa, mendesak Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan segera turun tangan mengatasi dan memberikan solusi terkait masalah lalu lintas truk tambang di Jalan Parungpanjang.
Egi mengatakan, warga me¬nagih janji Wakil Gubernur Deddy Mizwar yang akan men¬gubah moda transportasi dari tronton ke truk agar mua¬tannya tidak melampaui batas dan membahayakan peng¬guna jalan lainnya.
“Saat berkunjung ke Parung¬panjang, Pak Wagub berjanji akan mengubah moda trans¬portasi sesuai kapasitas jalan kelas C maksimal 8 ton. Tetapi kenyataannya sampai hari ini belum ada realisasi. Saya harap gubernur turun tangan langsung,” tegas ang¬gota Fraksi PDIP itu.
Menurut Egi, selain muatan yang mencapai 40 ton, jumlah truk tronton yang melintas di Jalan Parungpanjang-Bunar juga melebihi jumlah yang wajar. Apalagi peralihan tronton dari Rumpin ke Tangerang yang biasanya melewati Gunungsindur kian menumpuk di Parungpanjang karena perbaikan Jembatan Leuwiranji.
Karena itu, Egi meminta pemprov mengkaji secara komprehensif persoalan lalu lintas angkutan tambang di jalan tersebut. “Ada hak pengen¬dara lain yang harus mendapat jaminan dari pemerintah. Jangan menunggu massa turun ke jalan dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (sir/feb/run)