LIBUR Natal membawa duka bagi warga di Kampung Coblong, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah. Kobaran api yang bersumber dari setrikaan baju melahap habis rumah satu kampung di RT 05/01. Puluhan warga terpaksa kehilangan tempat tinggal hingga harus mengungsi di bangunan sekolah.
PERMUKIMAN padat penduduk di Kampung Coblong tak bisa diselamatkan. Bangunan rumah milik warga ludes dilahap si jago merah. Dari informasi yang dihimpun, api bermula dari rumah salah satu warga, Ajid, yang sedang menyetrika hingga membakar pakaian dan akhirnya menjalar ke dinding rumah sekitar pukul 13:30 WIB.
Angin yang kencang membuat api cepat membesar dan membumbung tinggi. Sampai-sampai kepulan asap hitamnya terlihat di berbagai tempat. Pukul 14:30 WIB, lima mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bogor dikerahkan untuk memadamkan api. Bahkan hingga pukul 16:50 WIB, petugas pemadam masih berjibaku memadamkan api. Akses ke lokasi yang sempit membuat api sulit dipadamkan.
Mobil Damkar yang diterjunkan menjinakkan api tidak bisa menembus lokasi dan hanya mengandalkan selang air. Warga sekitar pun turut membantu memadamkan api dengan ember berisi air. “Saya lihat pas sedang lewat di jembatan aliran Sungai Cisadane, tadi siang (kemarin, red) kan anginnya juga kencang tuh, jadi api cepat merambat,” kata Rahman, warga Empang.
Salah satu korban, Edi, mengaku saat ini dia dan keluarga terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya. “Ya masih takut. Anak-anak saya ungsikan ke rumah kerabat di Ciapus. Terpaksa karena memang tidak bisa dipakai lagi itu rumah sebelum diperbaiki,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat ada 271 orang yang mengungsi akibat kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor Budi Hendrawan mengatakan, jumlah pengungsi tersebut terdiri dari 134 laki-laki dan 137 perempuan dari 76 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban kebakaran.
“Untuk data sementara ada 271 jiwa yang mengungsi. Tapi data itu masih bisa bertambah karena terus dilakukan pendataan,” katanya saat ditemui di lokasi pengungsian, Senin (25/12/2017).
Budi menambahkan, ratusan pengungsi tersebut ditampung sementara di gedung SDN Empang 2 Kota Bogor. Pihaknya pun terus mendistribusikan bantuan logistik berupa makanan dan matras kepada pengungsi.
“Kita sudah salurkan terpal, matras, tikar, selimut dan makanan cepat saji. Tapi karena dapur umum belum bisa digunakan, jadi kita membeli makanan di warung-warung terdekat. Kalau untuk balita, kita akan siapkan susu tapi tergantung orang tuanya,” tambah Budi.
Pihaknya pun menetapkan status tanggap darurat bencana terhitung mulai hari ini sampai sepekan ke depan. “Estimasi kami tanggap darurat bencana ini sampai satu minggu ke depan,” kata Budi.
Petugas Damkar dibantu polisi, TNI dan warga sekitar pun kesulitan memadamkan api lantaran akses jalan menuju lokasi yang sempit sehingga tidak dapat dilalui mobil pemadam. Api baru berhasil dipadamkan petugas sekitar dua jam kemudian.
Terpisah, Kapolsek Bogor Tengah Kompol Syaifudin M Gayo memastikan bahwa kebakaran yang melanda warga satu kampung itu tidak menyebabkan korban jiwa. “Tidak ada korban jiwa, namun banyak warga kehilangan tempat tinggal. Untuk kerugiannya masih ditaksir,” tandasnya. (ryn/c/feb/run)