Senin, 22 Desember 2025

Anak Korban Kebakaran Digratiskan Biaya SPP 6 Bulan

- Kamis, 28 Desember 2017 | 10:51 WIB

-

Musibah kebakaran tepat di Hari Raya Natal (25/12) tak cuma membuat warga kehilangan rumah. Puluhan anak-anak usia sekolah pun kehilangan perlengkapan belajarnya. Pakaian sekolah dan buku pelajaran tak ada yang bersisa. Sehingga, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor berinisiatif membuka posko pendidikan khusus anak pengungsi korban kebakaran.

KEPALA Bidang Sekolah Dasar Dis­dik Kota Bogor Maman Suherman mengatakan, ada 39 anak usia seko­lah yang terancam putus sekolah akibat tragedi kebakaran pada Senin (25/12) lalu. Untuk itu pihaknya mendirikan posko pendidikan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyi­apkan perlengkapan sekolah. Di antaranya seragam, sepatu dan buku serta alat tulis yang kini menjadi kebutuhan para pengungsi.

Saat ini Disdik Kota Bogor sudah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) Kota Bogor untuk mendata peng­ungsi anak-anak, termasuk kategori usia. “Data ini untuk menjadi patokan agar sumbangan yang masuk bisa sesuai dengan ukuran mereka,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.

Maman menjelaskan, pro­sedur bantuan pendidikan bagi siswa-siswa korban keba­karan ini ditargetkan selesai pada Sabtu (31/12), bertepatan dengan hari ketujuh status tanggap darurat. “Kan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk anak-anak masuk seko­lah juga pada Selasa (2/2) nanti. Tidak hanya untuk siswa sekolah negeri, bantuan akan diusahakan untuk disebar ke sekolah swasta melalui peng­gratisan biaya SPP selama setengah tahun sampai tahun ajaran baru 2018/2019,” ujarnya.

Hingga kini, sambung Maman, perlengkapan sekolah memang menjadi kebutuhan utama para pengungsi saat ini. “Baju layak pakai sudah lebih dari cukup, tapi belum saya lihat adanya seragam. Selain itu, buku pelajaran, buku tulis dan alat tulis pun menjadi sumbangan yang kian dibutuhkan. Sebab, kurang dari sepekan lagi anak-anak kembali bersekolah. Ka­laupun ada, kini baru tersedia buku cerita untuk hiburan dan edukasi tambahan para peng­ungsi,” paparnya.

Sementara Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin menutur­kan, selain bantuan untuk kor­ban anak sekolah, posko pen­didikan di pengungsian juga menyediakan layanan peng­gantian dokumen yang terbakar. “Kami sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk mem­buat surat yang menyatakan bahwa dokumen hilang akibat kebakaran,” ujarnya.

Fahrudin menerangkan, kor­ban meminta surat keterang­an dari kepolisian sebagai syarat pengajuan, yang akan dikoordinasikan dengan Dis­dik Kota Bogor maupun pihak lain. “Sistem jemput bola akan diterapkan. Pihak sekolah akan membuat surat keterangan pengganti ijazah dan raport yang sudah ditandatangani kepala sekolah,” ujar Fahrudin.

Tidak hanya berlaku untuk sekolah di wilayah Kota Bogor, kata Fahrudin, prosedur ini juga akan diterapkan bagi siswa di luar wilayah. “Namun caranya tentu akan beda. Kami akan bekerja sama dengan disdik di kawasan terkait untuk mengeluarkan surat keterang­an,” pungkasnya. (ryn/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X