Senin, 22 Desember 2025

Maret, Jalan Parungpanjang Rp50 Miliar Mulai Dibangun

- Kamis, 28 Desember 2017 | 10:53 WIB

-

METROPOLITAN – Aksi pemblo­kiran Jalan Parungpanjang mem­buat ratusan truk tambang terpaksa tertahan di Desa Jagabaya, Kecamatan Parungpanjang. Sudah tiga hari ini sopir truk gagal melintasi jalan tersebut karena dihalangi warga. Sejak Senin (25/12), para sopir angkot terjebak di jalanan akibat adanya aksi protes war­ga. “Ya kami nggak tahu kalau bakal begini. Ternyata dari Senin sudah stag begini, kita terjebak di jalan,” kata sopir truk tronton, Ahyani, kepada Metro­politan, Rabu (27/12)

Ahyani mengaku hal tersebut menyebabkan pendapatan sehari-harinya tidak ada. ”Ja­di banyak pengeluaran, kami tidak bisa narik dan uang jalan sudah habis. Jadi para kernet susah untuk mencari makan,” keluhnya. Selain itu, Ahyani berharap kepada pemerintah membatu sopir truk tambang agar bisa tetap beroperasi. ”Sudah tiga hari kami tidur di mobil menunggu diperbole­hkan melintas,” kesalnya.

Sementara di Pendopo Bu­pati Bogor, jajaran muspida, muspika dan kepala desa serta beberapa SKPD meng­gelar rapat khusus selama tiga jam guna membahas polemik jalan rusak di Parungpanjang.

Sekda Kabupaten Bogor Adang meminta agar diberla­kukan jam operasional untuk angkutan tambang sehingga warga tidak dibuat kesal setiap harinya. “Saya dapat laporan kalau jalan itu sering dilewati kendaraan yang melebihi. Ma­kanya perlu diawasi lebih ke­tat dan harus ada pengaturan jam operasional agar tidak setiap saat melintas,” pinta Adang.

Dari informasi yang dihimpun, ada sekitar 8,5 kilometer jalan di Parungpanjang yang kon­disinya rusak parah. Sehingga, hal ini menuntut adanya per­cepatan pembangunan.

Kepala Dinas (Kadis) PUPR Kabupaten Bogor Yani Hasan mengaku telah menganggarkan perbaikan jalan tersebut pada Maret 2018. Proses betonisia­si jalan diperkirakan akan menelan biaya mencapai Rp50 miliar. ”Kekuatan jalan yang akan kita perbaiki dengan to­nase sekitar 20 ton dan pembangunannya setelah dilelang direncakan bulan mareat 2018. Itu anggarannya dari provinsi Rp50 miliar,” ujar­nya.

Terpisah, anggota DPRD Ka­bupaten Bogor Egi Gunardi Wibawa mengaku bahwa ang­gota dewan dari Dapil IV tidak berdiam diri. Mereka sudah memperjuangan perbaikan jalan ke provinsi. Jika ada demo, anggaran tersebut turun tidak semudah itu. Karena sejak 2017, jalan tersebut sudah diang­garkan di provinsi namun semuanya perlu proses se­hingga tidak bisa cepat.

Hasil kesepakatan rapat dengan para pengusaha tambang sampai jalan tersebut dibangun oleh Provinsi Jawa Barat, kerusakan jalan yang disebebkan truk milik pengu­saha tambang sementara di­perbaiki para pengusaha tambang dengan cara diuruk menggunakan kerikil.

“Namun yang lebih penting agar jalannya tidak kembali rusak, Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus segera mem­buat jembatan timbang. Nanti­nya keberadaan jembatan timbang tersebut bisa mengu­kur tonase kendaraan. Jika melebihi delapan ton untuk ukuran jalan provinsi tentunya bisa truk tersebut kena denda,” ujarnya.

Tak hanya itu, lanjutnya, jum­lah kendaraan tambang yang lewat juga harus dibatasi. Se­lama ini, akibat banyaknya truk tambang yang melintas, ken­daraan milik warga jadi terba­tasi ruang geraknya. Termasuk sektor kesehatan juga harus diperhatikan karena banyak warga yang terdampak penya­kit ISPA akibat jalan berdebu. Solusinya jalan tersebut setiap hari harus disiram air. Walau­pun nantinya becek, tetapi bisa mengurangi debu ke rumah warga sekitar jalan.

“Jika bicara PAD yang diha­silkan pengusaha tambang, masih tidak seimbang. Namun yang terpenting jangan sampai jalan tersebut rusak parah dan tidak ada penanganan dan warga tidak dirugikan,” pung­kasnya. (ads/sir/c/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X