Senin, 22 Desember 2025

Bangun Taman Perdamaian Angkasa di Bandara Halim Perdanakusuma

- Selasa, 16 Januari 2018 | 08:04 WIB

-

Komitmen turut serta mendamaikan perang saudara di seluruh belahan dunia yang digagas Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani, ternyata mendapat respon positif dari Pemerintah Indonesia. Dalam waktu dekat ini, Komite Perdamaian Dunia dan Pemerintah Indonesia akan membangun mahakarya legendaris, yakni menyatukan 'tanah dan air' se-Indonesia yang dibawa seluruh tokoh nusantara.

Laporan: Rama Irawan

Djuyoto mengatakan, mahakarya ini akan diletakkan di lokasi strategis yang dapat dilihat semua kepala negara dari seluruh dunia, serta seluruh elemen masyarakat Indonesia sepanjang zaman. Sebagai langkah awal, para gubernur, bupati, wali kota akan diminta membawa tanah satu kilogram dari daerah masing-masing. Tanah tersebut diambil dari lokasi yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat, kemudian dibawa ke Jakarta dan ditaruh secara permanen pada toples khusus.

Pada bagian luar toples ditampilkan logo daerah, nama gubernur/bupati/wali kota serta nama daerah asal. Tanah tersebut nantinya akan disatukan secara permanen dalam satu bangunan kaca berbentuk gunungan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. “Hal ini sebagai upaya memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia,” kata Djuyoto kepada Metropolitan saat berbincang di salah satu restoran di kawasan Cibubur, Sabtu (13/1) lalu.

Selain tanah, para ketua DPRD baik tingkat provinsi, kabupaten dan kota dari seluruh Indonesia nantinya juga diminta untuk membawa air satu liter dari masing-masing daerah. Air tersebut ditaruh dalam toples untuk disatukan dalam satu bangunan gunungan dari kaca. “Air satu liter diambil dari sumber mata air di daerah masing-masing. Kemudian ditaruh dalam atu toples khusus yang ada logo DPRD,” ujar pria yang punya prinsip hidup menjadi satu-satunya manusia yang menyatukan Planet Bumi.

Para pimpinan lembaga tinggi negara mulai dari Presiden RI, Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Ketua DPD RI dan Ketua Mahkamah Agung RI juga diharapkan membawa tanah satu kilogram dari kantor masing-masing untuk ditaruh secara permanen di depan 'Gong Perdamaian Nusantara'. Gong ini nanti akan dibangun berdekatan dengan lokasi gunungan tanah dan air yang dibawa seluruh tokoh nusantara. Karena lokasi ini dianggap titik pusat pemersatu Indonesia. Tanah dari pimpinan lembaga tinggi negara ditaruh dalam toples khusus diserta nama institusi masing-masing.

Djuyoto pun mengemukakan alasan memilih Bandara Halim Perdanakusuma sebagai lokasi Taman Perdamaian Angkasa. Ia beranggapan bahwa Tuhan tidak pernah salah dalam memilih tempat dan waktu. Lokasi penyatuan tanah dan air Indonesia harus berada di Jakarta. Lokasi ini strategis lantaran dikunjungi banyak oarang serta bisa dipandang milyaran pasang mata dunia internasional. Atas pertimbangan itu, Djuyoto pada Agustus 2017 bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Udara yang ketika itu masih dijabat Marsekal Hadi Tjhajanto untuk meminta lokasi Bandara Halim Perdanakusuma sebagai lokasi Taman Perdamaian Angkasa. “Sekali lagi, tuhan tidak pernah salah dalam memilih tempat dan waktu. Kenapa di Bandara Halim Perdanakusuma? Biar waktu dan sejarah yang menjawab sekaligus memberi pelajaran mulia bagi bangsa Indonesia dan semua umat manusia di seluruh dunia,” tandasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X