METROPOLITAN - Garis polisi melintang di sebuah gerbang bangunan bercat putih di Jalan Hankam, Desa Jogjogan, Cisarua, Kabupaten Bogor. Bangunan itu menjadi tempat terakhir pendiri Matahari Departemen Store Hari Darmawan singgah sebelum ditemukan tewas mengambang di Sungai Ciliwung.
Penyebab kematian bos Taman Wisata Matahari (TWM) itu masih jadi misteri di tengah mencuatnya berbagai isu. Dari isu pembunuhan, kecelakaan, bunuh diri hingga serangan jantung.
Seorang penjaga warung yang berjualan tak jauh dari vila Darmawan menyebutkan bahwa kematian pengusaha kaya itu terbilang ganjil. Apalagi selama ini vila yang disinggahi Darmawan sudah lama ditinggalkan. “Itu kan sudah setahun kosong, nggak ada yang jaga lagi,” kata penjaga warung yang enggan disebutkan namanya.
Bahkan, ia menyebut bahwa vila itu juga tidak terurus hingga kondisinya penuh rambatan tanaman di depan pagar. “Aneh saja, mau ngapain Bapak ke sana malam-malam,” herannya.
Humas TWM Teja Purwadi membenarkan bahwa vila tersebut sudah lama dikosongkan. “Memang sudah lama kosong dan nggak ada penjaganya,” kata Teja.
Bahkan, vila itu tidak dilengkapi kamar tidur layaknya bangunan penginapan pada umumnya. Sebab, Hari Darmawan biasanya hanya singgah sebentar. Saat ditanya terakhir kali bosnya datang ke vila itu, Teja mengaku kurang mengetahuinya. “Saya nggak tahu, memang itu sudah lama kosong,” ujarnya.
Usai kejadian itu, petugas kepolisian pun tampak berdatangan ke vila yang berdekatan dengan bibir Sungai Ciliwung itu.
Kapolres Bogor AKBP Andy M Dicky mengaku pihaknya masih menunggu hasil visum guna penyelidikan lebih lanjut. "Penyelidikan belum selesai. Yang sudah kita lakukan visum terhadap korban, termasuk olah tempat kejadian perkara dan melakukan rekonstruksi. Setelah hasil pemeriksaan visum keluar, baru kita gelar lagi. Setelah itu baru diketahui kesimpulan apakah tindak pidana atau bukan," kata Dicky.
Dicky mengatakan, hal-hal yang telah dilakukan kepolisian selain melakukan visum, yakni olah tempat kejadian perkara dan mengamankan lokasi kejadian serta memintai keterangan sejumlah saksi. Dugaan sementara, Hari tewas usai terpeleset hingga terbawa arus Sungai Ciliwung yang dalam kondisi deras. "Saksi yang kita mintai keterangan baru sopir almarhum dan karyawan yang ada di TWM," katanya.
Untuk mengungkap apakah ada indikasi pidana seperti pembunuhan dan lainnya, menurut Dicky, perlu penyidikan lebih lanjut. Sebab, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil visum et repertum. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepolisian, Hari Darmawan pada Jumat (9/3) malam bersama sopirnya berada di vila miliknya di kawasan TWM.
Sebelum kejadian, almarhum sedang makan-makan bersama stafnya di daerah TWM. Saat itu beberapa kali Hari meminta diambilkan sesuatu kepada sopirnya. Awalnya ia meminta diambilkan koran, lalu yang terakhir meminta diambilkan air minum. "Menurut keterangan sopirnya, setelah beliau (Hari, red) kembali mengambil air minum di mobil, beliau sudah tidak ada lagi," bebernya.
(ash/ogi/c/feb/run)