Tak hanya itu, ada pula tiga peristiwa penting di dunia yang terjadi pada Maret. Tercatat berbagai kejadian monumental yang berlangsung dalam sejarah peradaban Islam. Di antara peristiwa tersebut, sebagiannya memiliki peran strategis dalam menentukan masa depan Islam dan umat muslim.
Ada yang terkait dengan peperangan hingga transisi kekuasaan yang berdampak besar bagi sejarah peradaban Islam. Rentetan fakta sejarah itu penting untuk diketahui agar setiap umat Muslim mengambil pelajaran dan pesan berharga.
Saat Perang Uhud, misalnya, yang mengajarkan kita untuk taat kepada perintah atasan dan tidak mudah tergiur harta. Dalam perang ini, umat Islam hampir menang, tetapi akhirnya menderita kekalahan. Salah satu penyebabnya adalah ketidakpatuhan pasukan dari satuan pemanah terhadap komando Rasulullah SAW. Mereka sempat tergiur dengan harta rampasan, padahal perang masih berkecamuk. Langkah ini pun dibaca pihak lawan dan dijadikan peluang memukul mundur umat Islam.
Perang Uhud ini merupakan kelanjutan dari Perang Badar, atau tepatnya satu tahun pasca Perang Badar. Kaum kafir Quraisy tidak terima dengan kematian pimpinannya, Abu Jahal, sehingga melakukan penyerangan pada Ahad, 23 Maret 625 Masehi atau 7 Syawal 3 Hijriah. Abu Sufyan memimpin perang ini dari kubu kafir Quraisy. Dalam perang yang terjadi di Bukit Uhud, 4 mil dari Masjid Nabawi, umat Islam menderita kekalahan. Puluhan sahabat gugur syahid, salah satunya adalah Hamzah, paman Rasulullah SAW.
Selain perang Uhud, perang Badar juga terjadi pada 17 Maret 624 M bertepatan dengan 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Perang yang berlangsung di Sumur Badar, 80 mil barat daya Madinah, merupakan perang pertama yang kemenangannya sangat menentukan masa depan Islam.
Sesuai janji Allah SWT, perang ini dimenangkan Muslimin meski jumlahnya tiga kali lebih sedikit daripada tentara kafir Quraisy. Pada perang ini juga pimpinan kafir Quraisy, yakni Abu Jahal, tewas.
Selain itu, pada Maret tepatnya pada abad ke-20, nasionalisme Turki yang dipimpin Mustafa Kemal Ataturk membuat Kesultanan Turki Ustmani ambruk setelah berkuasa kurang lebih 625 tahun. Melalui sidang, Majelis Nasional Agung akhirnya memutuskan untuk menghapus jabatan khalifah.
Penghapusan yang terjadi pada 3 Maret 1942 bertepatan dengan 28 Rajab 1342 H. Sejak penghapusan jabatan khilafah, Turki berganti menjadi republik dan menerapkan sekularisme kapitalisme dalam pemerintahan mereka.
RAJAB DAN ISRA MIRAJ Dari peristiwa itu semua, yang paling populer pada bulan Rajab ini adalah terdapat peristiwa yang sangat agung dan suci yakni peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Dimana peristiwa suci itu merupakan awal dari perintah Allah kepada umat Islam untuk menjalankan perintah salat lima waktu. Isra Mikraj ini diyakini terjadi pada 27 Rajab.
Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram atau muharram yang artinya bulan yang dimuliakan. Dalam kepercayaan Umat Islam, dikenal empat bulan haram (suci) satu diantaranya Rajab, dimana secara berurutan adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri yakni “Rajab”.
Dinamakan bulan suci karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan ini, Al-Qur’an menjelaskan: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
Keagungan Rajab membuat bulan ini menjadi bulan ibadah, seperti puasa. Banyak masyarakat Islam yang sering kali tidak mengerti kesucian puasa pada bulan yang agung Rajab ini. Mujibah al-Bahiliyah pernah meriwayatkan, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Hadist lainnya adalah riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunnah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban. Rasul kemudian menjawab: “Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang".