Senin, 22 Desember 2025

Waspada! 11.959 Kasus TBC di Kota Bogor

- Sabtu, 24 Maret 2018 | 08:14 WIB

-

METROPOLITAN - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Bogor rupanya tergolong tinggi. Data dari pusat, sedikitnya ada 11.959 temuan kasus yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada 2017. Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Lindawati mengatakan, dari jumlah itu, baru 7.217 kasus yang ditemukan dan ditangani petugas medis. “Jumlah itu masih disinyalir (belum fix, red). Tetapi jumlah yang ditemukan kita ada sebanyak 1.188 kasus dari target yang ditetapkan sebanyak 1.096 kasus,” kata Linda.

Sementara itu, data sementara penderita yang positif TBC di Kota Bogor yakni sebanyak 478 orang. Meliputi kategori penderita TBC anak sebanyak 240 orang, penderita ekstrak paru 176 orang, penderita TBC-HIV lima orang serta penderita Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TBC MDR) 57 orang. “Itu sudah ditangani secara berlaka melalui layanan Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) atau pengawasan menelan obat jangka pendek,” ucapnya.

Adapun faktor penyebab kasus TBC di antaranya karena kediaman atau rumah warga yang tidak cukup atau tidak layak. Lalu mengenai ketidaktahuan masyarakat mengenai penyakit ini, jika mengalami gejala batuk-batuk dengan mengeluarkan dahak selama dua minggu tidak melakukan cek kesehatan ke puskesmas. Serta ketidakpatuhan penderita TBC untuk memeriksakan kesehatannya. “Padahal, pasien TBC jika selama enam bulan meminum obat secara teratur, pasti akan sembuh. Apalagi ditangani dokter yang berkompeten,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengajak seluruh masyarakat Kota Bogor melakukan tindakan pencegahan (preventif) dengan cara menjaga kesehatan. Tindakan pencegahan yang dimaksud adalah bagi yang sudah terjangkit TBC dapat dilakukan dengan pengobatan. Sedangkan bagi yang belum melalui pendekatan preventif dengan mengimbau untuk menjaga kesehatan dan lingkungan.

“Memang sangat miris, cukup banyak penderita TBC yang tidak sempat tertolong, meninggal akibat TBC, indikasinya menunjukkan banyak sekali kasusnya. Makanya kita mengajak masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat dan hal lain yang bisa dilakukan untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat, jangan hanya tindakan kuratif saja,” kata Usmar.

Menurutnya, penyakit TBC termasuk penyakit yang pengobatannya harus ditangani jangka panjang. Kunci pengobatannya adalah secara bertahap. Jika tidak, para penderita TBC harus mengulang terus dari awal. Salah satu penghambat dalam pengobatannya sendiri adalah pola hidup masyarakat dan situasi kondisi sosial perekonomian. “Faktor pikiran, situasi internal dan eksternal rumah maupun lingkungan menyebabkan seseorang tertular penyakit TBC. Selain itu, faktor kultur sosial menjadi penyebab sulitnya memberantas penyakit TBC, seperti depresi, latar belakang sosial budaya dan lainnya yang mengakibatkan para penderita TBC merasa dikucilkan,” ungkapnya.

(rez/b/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X