
All Best 55 merupakan nama kelompok geng motor asal Serang yang selama ini beraksi brutal. Polisi berhasil mengungkap nama panglima atau pentolannya yang sering memberi instruksi dalam penyerangan.
Dari hasil penyidikan terungkap pula kalau kebanyakan anggotanya didominasi alumni dari salah satu SMK di Kota Serang. Selama ini, mereka memanfaatkan media WhatsApp untuk berkomunikasi antaranggota. Termasuk saat melancarkan aksi penyerangan. “Ada juga beberapa anggota dari luar. Melalui pengembangan, grup ini juga punya grup WhatsApp,” ungkap Kapolres Serang Kota, AKBP Komarudin.
Aksi brutal geng motor All Best 55 ini tak main-main. Sebab, menurut polisi, mereka punya gerakan terorganisir. Sedikitnya ada 27 anggota geng motor yang semuanya diduga terlibat dalam aksi penyerangan. “Mereka terorganisir karena ada pembagian tugasnya. Mulai dari joki yang bertugas mengendarai motor, ada juga yang bertugas mengamankan lalu lintas di lokasi hingga eksekutornya,” katanya.
Dalam grup WhatsApp juga terungkap bahwa tersangka Jebing merupakan panglima yang memerintahkan untuk melakukan penyerangan kepada siswa SMK dari Bogor. “Di dalamnya EA yang memerintahkan penyerangan dengan bahasa ‘pantek’ (pukul, red),” ujar kapolres menirukan percakapan tersebut.
Mendapat instruksi tersebut, 27 grup di dalamnya langsung menyerang hingga menewaskan korban. Keenam tersangka mengaku menyerang korban dengan senjata tajam berupa celurit, gir dan gergaji es balok. Pengungkapan aksi panglima geng motor pembunuh siswa SMK YKTB Bogor itu merupakan hasil pengembangan dari pemeriksaan sembilan saksi.
Enam di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Kesembilannya diamankan dari tempat berbeda pada Jumat (23/3). Sedangkan keenam tersangka, yakni AJ alias Jebing (19), ditangkap dari tempat persembunyiannya di Muarakarang, Jakarta. Sementara tersangka AG, AR alias Jalu, RH alias Toyam diamankan di Serang. Setelah menangkap keempat tersangka, polisi kemudian melakukan pengembangan dan kembali mengamankan dua tersangka lain yakni BD (19), warga Ciruas, Kabupaten Serang dan RH (18), warga Perumahan Persada, Kota Serang. “Keenam tersangka ini mempunyai peran berbeda-beda, bahkan di antaranya mengaku melakukan penganiayaan,” kata kapolres didampingi Kasat Reskrim AKP Richardo Hutasoit.
Terkait tiga warga lainnya, kapolres mengatakan bahwa penyidik masih memeriksa secara intensif. Meski tidak terlibat langsung dalam pengeroyokan, dari konten percakapan yang berhasil didapat ketiganya aktif menyuarakan penyerangan. “Dari bukti yang kita dapat, ketiga terduga ini aktif menyuarakan penyerangan. Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan akan dijadikan tersangka,” kata Komarudin, seraya mengatakan, motif penganiayaan karena mengira siswa Bogor ini akan melakukan penyerangan. Mereka dijerat Pasal 170 Ayat 3 KUHP dengan ancaman 13 tahun penjara.
Selain itu polisi juga berhasil mengurai peran pelaku lainnya, yakni AC (19), warga Bumi Ciruas PermaI (BCP), Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. AC diduga merupakan pembuat dan pemasok senjata tajam yang digunakan para pelaku untuk menyerang rombongan pelajar asal Bogor.
“Yang membuat sajamnya (senjata tajam) saat ini masih kita terus dalami, bagaimana dia mau proses bahan yang digunakan, caranya bagaimana itu, sedang kita dalami. Jika ikut dalam aksi penyerangan, AC bisa dikenakan pasal 55 turut serta membantu,” jelas Komarudin.
Dari tangan AC, petugas berhasil mengamankan barang-bukti tiga senjata tajam jenis celurit serta gerinda yang digunakan pelaku untuk membuat sajam.
“Pengakuan enam pelaku, barang bukti (sajam) dibuang ke sungai. Barang bukti celurit dan lainnya ini yang kita temukan di sekitar TKP,” bebernya.
Sebelumnya, sebanyak 47 siswa SMK YKTB 3 Bogor pergi berlibur ke Pantai Anyer. Jumat (17/3), Rizki dan teman-temannya berangkat menggunakan kereta. Ke-47 orang itu bermalam di Pantai Anyer sampai memutuskan pulang pada Sabtu (18/3). Ketika perjalanan pulang, rombongan ini memutuskan untuk menumpang angkutan kota menuju terminal.
Entah mengapa, semua rombongan turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan, menurut Wakil Kepala Kesiswaan YKTB 3 Mustajid, rombongan tersebut diserang sekelompok pengendara bersenjata tajam. Semua teman Rizki kocar-kacir dikejar para pelaku yang saat ini telah dipenjara. "Kepulangan itu, di Tol Serang Timur pas belokan mereka diserang lima motor, dua orang satu motor, anak-anak lari terus diamankan polisi," katanya.