Senin, 22 Desember 2025

Kim Jong-un Dikasih Makan Salad Gurita

- Sabtu, 28 April 2018 | 09:08 WIB

-
METROPOLITAN - Senyum dan jabatan tangan mewarnai pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Utara (Korut) dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mencatatkan sejarahnya bertandang langsung ke Korsel untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in sebagai awal era baru perdamaian.

Kedatangan Kim disertai saudara perempuannya sekaligus penasihat dekatnya, Kim Yo Jong, dan kepala hubungan antar-Korea untuk Korut. Sedangkan Moon disertai kepala intelijennya dan kepala stafnya. Ini merupakan pertemuan level tertinggi sejauh ini dalam lingkaran diplomasi mengenai nuklir Korut dan dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pertemuan antara Kim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Beragam hidangan spesial dari Korsel telah disiapkan untuk mengukir momen bersejarah ini. Termasuk mi dingin yang terkenal dari Pyongyang dan salad gurita yang spesial dibuatkan untuk menjamu Kim Jong-un.

Salad gurita ini terbuat dari cumi segar yang berasal dari daerah Tongyeong-si. Ada pula menu lainnya seperti teh jamur dan kue beras yang terbuat dari buah jeruk Hallabong khas Pulau Jeju.

"Presiden Moon secara personal meminta mi dingin dari Okryu Gwan dimasukkan ke dalam menu. Korut dengan senang menyetujuinya," ujar juru bicara Cheongwadae Kim Eui-kyeom. Kim Jong-un setuju untuk membawa kepala koki dari Okryugwan, restoran terkenal di Korut. Koki ini akan membuat mi dingin Pyongyang naengmyun yang melambangkan sebuah keinginan baik.

Dalam pertemuan bersejarah di Gedung Perdamaian, Zona Demiliterisasi, Panmunjeom, Korsel, Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un bersepakat meneken ‘Deklarasi Panmunjeom untuk Perdamaian, Kemakmuran dan Unifikasi Semenanjung Korea’.

Moon dan Kim bertekad Korsel dan Utara berdamai dan tidak ada lagi melakukan permusuhan dan peperangan. “Pada tahun ini yang menandai gencatan 65 tahun senjata, Selatan dan Utara bersepakat menggelar pertemuan tiga pihak melibatkan kedua Korea dan Amerika Serikat atau pertemuan empat pihak, yang melibatkan dua Korea, AS dan China dengan pemahaman menyatakan perang berakhir dan menerapkan rezim perdamaian yang permanen dan solid,” begitu bunyi deklarasi yang ditandatangani kedua pemimpin Korea.

Dalam pidatonya, Moon mengatakan, ”Pembekuan program senjata nuklir untuk serangan penduluan menjadi awal yang berharga untuk denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.”

Sedangkan Kim mengatakan, ”Saya berusaha agar perjanjian yang kita buat hari ini tidak berakhir seperti dulu melainkan membuahkan hasil bagus.” Ini merupakan pertemuan puncak ketiga kedua Korea. Dua pertemuan sebelumnya digelar di Pyongyang pada 2000 dan 2007 namun tidak menghasilkan penghentian program senjata nuklir Korut.

Moon Jae-in dan Kim Jong Un melakukan pembicaraan selama sekitar 100 menit dan menyepakati nyaris semua bagian dari perjanjian ini. Keduanya melanjutkan pembicaraan pada sore hari ditambah pembicaraan antara delegasi dua Korea.

(cn/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X